Eksplorasi.id – Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina (Persero) yang berlangsung pada Jumat (20/4/2018) memutuskan merombak jajaran direksi Pertamina.
Pada RUPS tersebut, Elia Massa Manik dicopot dari posisinya sebagai direktur utama (dirut) Pertamina. Selain itu, ada empat posisi lain yang mengalami perombakan.
Posisi Massa Manik untuk sementara dijabat oleh Nicke Widyawati sebagai Plt (pelaksana tugas) tugas yang merangkap sebagai direktur SDM Pertamina.
Sudah lebih dari satu bulan Nicke duduk sebagai Plt dirut. Sejumlah nama pun digadang-gadang akan menduduki posisi dirut Pertamina secara definitif, termasuk nama Nicke.
Terbaru, dua nama masuk menjadi ‘kuda hitam’. Mereka adalah Hanung Budya Yuktyanta dan I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra.
Berdasarkan penelusuran Eksplorasi.id, Hanung Budya mulai berkarier di Pertamina sejak 1984. Kariernya kemudian melesat ketika dia dipercaya sebagai presiden direktur anak usaha Pertamina, Pertamina Energy Limited (Petral), pada 2004 disaat era Pertamina dipimpin oleh Widya Purnama.
Selanjutnya, Hanung kemudian menjabat sebagai Deputi Direktur Pemasaran dan Distribusi (2006-2007), Deputi Direktur Pemasaran (2007-2010), Presiden Direktur PT Badak NGL (2010-2012), dan pada 18 April 2012 diangkat sebagai direktur Pemasaran dan Niaga hingga 28 November 2014.
Hanung juga sempat tersandung skandal PT Orbit Terminal Merak, tempat Pertamina biasa menyimpan bahan bakar. Nama Hanung disebut dalam surat Ketua DPR Setya Novanto kala itu tertanggal 17 Oktober 2015 dengan kop DPR yang ditujukan kepada dirut Pertamina saat itu Dwi Soetjipto.
Setya Novanto meminta Pertamina membayar biaya penyimpanan bahan bakar minyak kepada PT Orbit. Guna menguatkan permintaannya, Setya Novanto melampirkan sejumlah dokumen. Misalnya, catatan rapat negosiasi antara Pertamina dan PT Orbit tentang penyesuaian kapasitas tangki timbun.
“Sesuai dengan pembicaraan terdahulu dan informasi dari Bapak Hanung Budya Direktur Pemasaran dan Niaga sekiranya kami dapat dibantu mengenai addendum perjanjian jasa penerimaan, penyimpanan dan penyerahan Bahan Bakar Minyak,” tulis surat Setya Novanto, saat itu.
Di satu sisi, berdasarkan dokumen salinan surat yang diperoleh Eksplorasi.id, nama Hanung Budya saat ini tercatat sebagai ketua Kajian Bidang ESDM Partai Golkar.
Namun, di dalam surat yang diteken langsung oleh Ketua Umum dan Sekjen Partai Golkar, Airlangga Hartarto dan Lodewijk F Paulus, dengan nomor surat KEP-288/DPP/GOlkar/III/2018 tentang Pembentukan dan Pengesahan Komposisi dan Personalia Balitbang Partai Golkar Tingkat Pusat nama Hanung Budya salah tulis menjadi Hanung Budha.
Kemudian, nama I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra pun santer disebut bisa duduk sebagai orang nomor satu di Pertamina. Pria kelahiran Jakarta, 13 Oktober 1971 ini kini duduk sebagai dirut Pelindo III sejak 4 Mei 2017.
Sebelumnya Askhara juga sempat menduduki beberapa posisi, antara lain sebagai direktur Keuangan Pelindo III (2014), direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, direktur Human Capital dan Pengembangan Sistem PT Wijaya Karya (Persero), dan head of Natural Resources ANZ Bank Indonesia.
Berikutnya Nicke Widyawati. Saat ini, perempuan kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, 25 Desember 1967 tersebut didapuk sebagai Plt dirut Pertamina. Bukan tidak mungkin dia ditetapkan sebagai dirut definitif.
Sepak terjang Nicke di Pertamina dimulai sejak November 2017. Kala itu dia ditarik menjadi direktur SDM sekaligus merangkap plt direktur Logistik, Supply Chain dan Infrastruktur Pertamina.
Nama Nicke mulai mencuat sejak 2013. Ketika itu, dia memenangkan Anugerah Perempuan Indonesia 2013 dari Kementerian BUMN, dan penghargaan Women’s Work of Female Grace 2013 Indonesia dari Indonesia Asia Institute.
Awalnya, perempuan jebolan teknik industri di Institut Teknologi Bandung (ITB) ini, mengawali kariernya di dunia perbankan.
Pada 1988, Nicke kemudian mendapat tawaran kerja di Bank Duta cabang Bandung. Setelah menyelesaikan kuliah pada 1991, dia meninggalkan dunia perbankan dan beralih ke dunia konstruksi.
Lalu, Nicke masuk ke PT Rekayasa Industri (Rekin) pada 1991. Setelah itu, dia dipercaya menjadi dirut PT Mega Eltra, BUMN yang bergerak di bidang kelistrikan dan peralatan teknik.
Karier Nicke berikutnya dimulai di PT PLN (Persero). Jebolan master hukum bisnis dari Universitas Padjajaran ini duduk sebagai direktur Pengadaan Strategis 1 PLN. Nicke merupakan perempuan pertama yang dipercaya menjadi direktur di PLN.
Arief Budiman Dicopot?
Sementara itu, posisi Arief Budiman sebagai direktur Keuangan dan Strategi Perusahaan Pertamina dikabarkan akan dicopot. Penggantinya adalah Askhara Danadiputra jika Askhara tidak terpilih sebagai dirut Pertamina.
Arief Budiman diangkat sebagai direktur Keuangan dan Strategi Perusahaan Pertamina berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-242/MBU/10/2016, tanggal 2 Desember 2016.
Dia merupakan lulusan Sarjana Teknik Industri dari Institut Teknologi Bandung (1996) dan memeroleh gelar Master of Business Administration (Honors) dari the Wharton School, University of Pennsylvania.
Perjalanan kariernya dimulai sejak 1997 di konsultan Booz Allen & Hamilton, Asia, Merryl Lynch (Summer Associate, Investment Banking) (2001), Booz Allen & Hamilton, USA (Associate) (2003-2004) dan PT McKinsey Indonesia (jabatan terakhir, president director) (2004-2014).
Sementara itu, ada skenario lain, yakni jika Nicke Widyawati ditetapkan sebagai dirut definitif. Maka posisi direktur SDM Pertamina kosong. Kabarnya akan diisi oleh Insan Purwarisya L Tobing yang saat ini duduk sebagai dirut PT Pelni (Persero).
Ternyata Insan bukan orang baru di Pertamina. Dia diangkat sebagai dirut Pelni pada 26 September 2017. Sebelumnya, jabatan lain yang pernah Insan pegang adalah, direktur SDM dan Umum Pelni (2016-2017), komisaris PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (2015-2017), dan SVP HR Development Pertamina (2012-2016).
Kemudian, komisaris Pertamina EP Cepu (2011-2015), VP People Management Pertamina (2010-2012), VP HRD Pertamina EP (2007-2010), manajer Perencanaan dan Pengembangan SDM Pertamina EP (2006-2007), dan asisten manajer Perencanaan dan Pengembangan Pertamina–Direktorat Hulu (2004-2005).
Reporter: HYN
Comments 1