
Eksplorasi.id – Pemerintah terus mengupayakan untuk membangun 300 ribu jaringan gas (jargas) kota di seluruh Indonesia pada 2019.
Namun, Menteri ESDM Ignasius Jonan menggarisbawahi bahwa rencana pembangunan jargas tersebut diprioritaskan kepada perumahan sederhana.
“Sekarang kami mulai bangun lagi di 2019 sebanyak 300 ribu jaringan. Kami akan coba terus mungkin 2024 mencapai satu juta jaringan. Diutamakan untuk perumahan sederhana,” kata Jonan, seperti dilansir dari situs Kementerian ESDM, Selasa (4/4).
Jonan menjelaskan, kelebihan atas penggunaan gas bumi. Selain biaya yang lebih murah didapatkan oleh pengguna yang hampir setengah dari harga liquid petroleum gas (LPG) 3 kg. “Pemerintah juga tidak perlu melalukan impor LPG. Total kebutuhan LPG mencapai 6,5 juta ton, impor kira-kira 4,5 juta ton,” jelas dia.
Penjelasan Jonan, pertimbangan atas melimpahnya gas bumi dengan kandungan berbeda-beda di setiap lapangan tidak bisa dimanfaatkan begitu saja untuk menutupi kebutuhan LPG di Indonesia. “Kalau tidak ada C3 atau C4 tidak bisa jadi LPG,” ujar dia.
Sebelumnya, Kementerian ESDM c.q Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) melalukan penandatangan nota kesepahaman dengan kepala daerah sembilan kota/kabupaten tentang penyediaan dan pendistribusian gas bumi untuk rumah tangga Tahun Anggaran 2017 sebesar 59.809 Sambungan Rumah Tangga (SR)
Sembilan daerah tersebut adalah yaitu Kota Pekanbaru (3270 SR), Kabupaten Musi Banyuasin (6.031 SR), Kabupaten PALI (5.375 SR), Kabupaten Muara Enim (4.785 SR), Kota Bandar Lampung (10.321 SR), Kabupaten Mojokerto (5.101 R), Kota Mojokerto (5.000 SR), Kota Samarinda (4.500 SR), Kota Bontang (8.000 SR), dan DKI Jakarta (7.426 SR).
Reporter : Inka