Eksplorasi.id – Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas Bumi Daerah Istimewa Yogyakarta menjamin tidak ada kelangkaan elpiji tiga kilogram di lima kabupaten/kota setempat pasca-Lebaran karena masih ada sisa stok.
“Pasca-Lebaran tidak akan ada kelangkaan, persediaan elpiji tiga kilogram di DIY justru berlebih untuk mencukupi kebutuhan masyarakat,” kata Ketua Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) DIY Siswanto di Yogyakarta, Sabtu.
Ia mengatakan selama Lebaran pasokan elpiji bersubsidi tersebut telah dinaikkan hingga 12 persen dari pasokan reguler atau dari 102.000 tabung per hari menjadi 110.000 tabung per hari. Hingga dua pekan setelah Lebaran, ia memperkirakan alokasi elpiji itu masih tersisa, apalagi kebutuhan masyarakat mulai berkurang.
“Kebutuhan UMKM terhadap elpiji setelah lebaran juga berkurang, yang sebelumnya empat hingga tujuh tabung, kembali menjadi empat tabung saja,” kata dia.
Selain persediaan yang berlebih, menurut Siswanto, konsistensi pemberlakuan rayonisasi pendistribusian elpiji tiga kilogram di masing-masing kabupaten sudah cukup mengantisipasi potensi kelangkaan komoditas itu. Dengan cara tersebut indikasi kekurangan elpiji hingga di tingkat desa juga bisa langsung diketahui.
“Di DIY sudah memberlakukan rayonisasi sehingga agen di Kabupaten Sleman, misalnya, tidak boleh menjual ke kabupaten lain. Jumlahnya juga sudah ditentukan,” kata dia.
Hanya saja, lanjut dia, yang tetap perlu diantisipasi adalah proses pendistribusian elpiji ke desa terpencil seperti di Kabupaten Gunung Kidul. “Secara persediaan tidak langka, namun proses pendistribusian kadang menjadi hambatan,” kata dia.
Di DIY, kata dia, saat ini terdapat 45 agen dengan pangkalan mencapai 4.000 pangkalan elpiji tiga kilogram yang tersebar di lima kabupaten/kota. Harga elpiji bersubsidi itu saat ini Rp15.500 per tabung di titik serah pangkalan.
“Jadi kalau mau sesuai harga eceran tertinggi (HET) kami himbau masyarakat bisa membeli langsung ke pangkalan. Harha di luar pangkalan kami tidak bisa mengendalikan karena sudah mengikuti mekanisme pasar,” kata dia.
Area Manager Communication and Relations Pertamina MOR IV Jateng-DIY Suyanto mengatakan konsumsi elpiji ukuran tabung tiga kilogram selama Lebaran 2016 untuk Jateng dan DIY naik tujuh persen dibandingkan dengan pada hari normal yakni dari 2.961 metrik ton (MT)/hari menjadi 3.159 MT/hari.
Kenaikan juga terjadi pada elpiji produk bright gas yang mengalami kenaikan konsumsi sebesar 48 persen dari rata-rata harian normal, yakni dari 21 MT/hari menjadi 31 MT/hari.
Meski demikian, untuk produk elpiji ukuran tabung 12 kg, 50 kg, dan bulk justru mengalami penurunan konsumsi pada periode Lebaran ini. “Penurunan konsumsi masing-masing dua persen, 15 persen, dan 13 persen dibandingkan pada hari normal,” katanya.
Eksplorasi | Aditya