Eksplorasi.id – Keppel Offshore & Marine Limited (Keppel O & M) telah meneken pokok perjanjian inti (head of agreement/ HOA) dengan Pavilion Energy Pte Ltd dan PT PLN (Persero) untuk memasok peluang keperluan PLN di Indonesia bagian barat.
Penandatanganan kesepakatan tersebut berlangsung dalam pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di The Istana Singapura. Rencana pengiriman gas alam cair (liquefied natural gas/ LNG) melalui terminal terapung dan darat dengan menggunakan kapal LNG kecil, untuk memasok pembangkit listrik PLN.
“Namun, melalui salah satu direkturnya, PLN berdalih bahwa HoA tersebut adalah bisnis deal untuk melakukan pertukaran kargo (swap cargo) LNG dari Singapura (Keppel-Pavilion) ke Sumatera Utara (PLN) dengan kargo LNG dari Bontang (PLN) ke Keppel-Pavilion yang katanya untuk menyuplai pelanggan Keppel-Pavilion di Timur atau Filipina,” kata Wakil Ketua Komisi VI DPR Inas Nasrullah Zubir, belum lama ini.
Inas menegaskan, yang menjadi pertanyaan adalah, apakah PLN punya alokasi dari Bontang dan berapa volumenya? Dia menambahkan, informasi dari dalam PT Pertamina (Persero) mengatakan bahwa alokasi PLN di Bontang sangat kecil.
“Lalu yang sangat menarik adalah Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan harga LNG dari Singapura tersebut USD 3,8 per MMBtu, sedangkan informasi dari salah satu direktur PLN di atas bahwa untuk swap harganya sama dengan Bontang. Mana yang benar?” ujar dia.
Inas mengungkapkan, bisa jadi bahwa berikutnya akan ada tekanan kepada Pertamina untuk menjual uncomitted cargo LNG Bontang-nya kepada PLN untuk kemudian dijual kembali kepada Keppel-Pavilion dan kemudian PLN membeli LNG dari Keppel-Pavilion. “Jadi swap tersebut adalah keniscayaan yang diatur oleh calo,” ujar dia.
Reporter : HYN