Eksplorasi.id – Komisi VII DPR mengungkapkan belum ada kompensasi kerugian kepada masyarakat, terkait peristiwa blow out di sumur T-12 pada 24 April lalu di tambang milik PT Sorik Marapi Geothermal Power.
Kompensasi yang harus direalisasikan Sorik Marapi kepada warga yang terdampak insiden blow out tersebut nilainya mencapai kurang lebih Rp 500 juta per orang.
Hal itu terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VII DPR dengan Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, dan Sorik Marapi Geothermal Power, Senin (23/5).
Wakil Ketua Komisi VII DPR Maman Abdurrahman mengatakan, Sorik Marapi diduga tidak menggunakan diverter sesuai dengan kaidah pengeboran yang benar.
“Ditemukan pula ketidaksesuaian antara perencanaan dengan realisasi pengeboran berdasarkan hasil audit investigasi yang dilakukan Ditjen EBTKE Kementerian ESDM,” kata dia.
Dia menambahkan, telah terjadi kecelakaan kerja yang menimbulkan korban jiwa sebanyak lima orang dan 50 warga menjalani perawatan pada 25 Januari 2021, kebakaran di wilayah perusahaan pada 14 Mei 2021, serta 20 orang warga dan dua pekerja menjalani perawatan di rumah sakit akibat terjadinya blow out di sumur T-12 pada 24 April 2022.
“Komisi VII DPR mendesak dirjen EBTKE Kementerian ESDM untuk segera melakukan pemeriksaan secara komprehensif terhadap seluruh peralatan teknis dan infrastruktur yang digunakan di wilayah kerja Sorik Merapi, dan segera menyampaikan laporannya kepada Komisi VII DPR,” tegas Maman.
Maman melanjutkan, Komisi VII DPR juga merekomendasikan kepada Ditjen EBTKE Kementerian ESDM untuk mencabut izin operasi Sorik Marapi di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara.
“Insiden kebocoran gas H2S (Hidrogen Sulfida) pada sumur milik Sorik Marapi sudah terjadi berulang kali dan menimbulkan korban jiwa,” terang dia.
Sekedar informasi, gas H2S adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah terbakar dan berbau seperti telur busuk. Gas H2S juga muncul pada gas yang timbul dari aktivitas gunung berapi dan gas alam.
Gas ini pun memiliki karakteristik sangat beracun dan mematikan, lebih berat dari udara sehingga cendrung berkumpul dan diam pada daerah yang rendah, dapat terbakar dengan nyala api berwarna biru dan hasil pembakarannya gas sulfur dioksida (SO2)yang juga merupakan gas beracun, sangat korosif mengakibatkan berkarat pada logam tertentu, serta pada konsentrasi yang rendah berbau seperti telur busuk dan dapat melumpuhkan indera penciuman manusia.
(Rep)