Eksplorasi.id – Dua orang direksi di internal PT Pertamina (Persero) dikabarkan berpeluang besar akan menggeser posisi Dwi Soetjipto dari kursi direktur utama (dirut).
Sumber Eksplorasi.id mengungkapkan, dua nama direksi yang berpotensi besar menggantikan Dwi Soetjipto adalah Ahmad Bambang yang kini duduk sebagai wakil dirut dan Rachmad Hardadi, direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia.
“Tapi yang kansnya cukup besar itu Ahmad Bambang. Dia punya kedekatan dengan Ari Hernanto Soemarno yang notabene kakak dari Menteri BUMN Rini Mariani Soemarno,” kata sumber di Jakarta, Kamis (1/12).
Sumber menjelaskan, mencuatnya nama Ahmad Bambang ketika dia secara mendadak diangkat menjadi wadirut. Padahal sebelumnya di sistem struktur manajemen Pertamina tidak dikenal istilah wadirut.
“Anehnya, ketika komisaris waktu itu menggelar rapat perubahan struktrur, Dwi Soetjipto sebagai dirut tidak mengetahuinya. Ini jelas-jelas sangat aneh,” jelas sumber.
Sumber menambahkan, sedangkan posisi Rachmad Hardadi menguat karena perseroan ke depannya membutuhkan figur yang cukup mumpuni menangani sejumlah proyek terkait pengolahan dan petrokimia.
“Kita semua tahu Pertamina kini tengah menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak untuk membangun beberapa proyek kilang terpadu. Ini butuh konsentrasi yang luar biasa,” ujar sumber.
Penjelasan sumber, kemungkinan pergantian direksi akan terjadi di medio Januari tahun depan. Namun, imbuh sumber, bisa kemungkinan hal itu dipercepat.
“Kinerja Dwi Soetjipto cukup kinclong buat apa diganti? Biarkan dia berkarya hingga masa jabatannya habis. Jangan karena ambisi personal atau kelompok maka mengorbankan Pertamina sebagai institusi,” kata sumber.
Sebelumnya, awal November lalu, pemerhati sektor energi Fahmy Radhi kepada Eksplorasi.id melalui pesan WhatsApp Messenger pernah berkomentar, upaya Menteri BUMN Soemarno Rini melengserkan secara sistemik terhadap Dwi Sutjipto sebagai dirut Pertamina semakin nyata.
Menurut dia, dengan menggunakan dewan komisaris, Menteri Rini telah menambahkan posisi wakil dirut dan satu direktur baru dalam struktur organisasi Pertamina.
“Tindakan Rini tersebut tidak hanya berhenti disitu saja. Dia lalu berlanjut dengan pengebirian kewenangan dirut. Di tengah efisiensi besar-besaran yang dilakukan Dwi Sutjipto, penambahan wakil dirut dan direktur sungguh sangat kontra produktif,” kata mantan anggota tim Reformasi Tata Kelola Migas, ini.
Reporter : HYN