Eksplorasi.id – Harga minyak mentah dunia naik hampir dua persen pada perdagangan Rabu waktu setempat, karena data ekonomi AS yang kuat mengangkat minyak mentah berjangka. Meskipun tantangan pasokan bensin yang melimpah serta kesengsaraan akibat Inggris keluar dari Uni Eropa akan lebih banyak menekan di masa mendatang.
Reuters melansir, Kamis, 7 Juli, laju pertumbuhan di sektor jasa AS merupakan yang tercepat dalam tujuh bulan pada Juni, demikian laporan industri menunjukkan.
Data AS meringankan beberapa kekhawatiran tentang dampak dari Brexit pada pertumbuhan global, meningkatkan harga saham di Wall Street, dan harga minyak mentah berjangka, yang sempat turun sekitar lima persen dalam dua hari terakhir.
Harga minyak mentah Brent ditutup naik 84 sen atau 1,8 persen menjadi USD48,80 per barel. Minyak mentah berjangka AS naik 83 sen atau 1,8 persen serta menetap di USD47,43 per barel.
Adapun harga minyak juga naik dalam mengantisipasi penurunan stok minyak mentah. Sebuah jajak pendapat Reuters memperkirakan penurunan persediaan minyak mentah 2,3 juta barel untuk pekan yang berakhir 1 Juli.
Sebelumnya harga minyak mentah berjangka jatuh karena kekhawatiran persediaan bensin yang berlebihan. Sedangkan stok bensin di Pantai Timur AS, ke titik pengiriman bahan bakar untuk New York Harbor, mencapai rekor tinggi 72,5 juta barel dalam pekan yang berakhir 24 Juni.
Tak hanya menekan minyak, kegelisahan atas Brexit juga menekan mata uang poundsterling mencapai posisi terendah dalam 31 tahun setelah dana properti Inggris dihentikan di tengah serbuan pencairan oleh investor.
Eksplorasi | Aditya