• EKSPLORASI.ID
  • MONETER.ID
  • BANTEN.CO
Jumat, Oktober 31, 2025
  • Login
EKSPLORASI.ID
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
EKSPLORASI.ID
No Result
View All Result
Home BERITA

Eksplorasi Tambang Emas Ancam Wisata Pantai Pulau Merah

by Eksplorasi.id
27 Agustus 2016
in BERITA
0
Eksplorasi Tambang Emas Ancam Wisata Pantai Pulau Merah
0
SHARES
804
VIEWS
Share on WhatsappShare on Facebook

Eksplorasi.id – Beberapa hari terakhir ini pemberitaan media diramaikan dengan adanya banjir lumpur di Pantai Pulau Merah yang menjadi salah satu andalan destinasi wisata Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Pantai Pulau Merah di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur (Istimewa)
Pantai Pulau Merah di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur (Istimewa)

Air pantai yang biasanya terlihat bening, kini menjadi keruh dan cokelat sehingga beberapa wisatawan asing dan domestik terpaksa membatalkan aktivitasnya untuk berselancar karena tidak memungkinan untuk berolahraga surfing tersebut.

Anggota Kelompok Masyarakat (Pokmas) Pulau Merah Yogi Turnando mengatakan bahwa lumpur menggenangi air laut Pulau Merah sebenarnya sudah lama, sejak 26 Juni 2016. Namun, lama-kelamaan makin keruh dan terjadi banjir lumpur hingga menerjang permukiman warga.

“Kami menduga banjir lumpur tersebut karena aktivitas penambangan emas di kawasan Tumpang Pitu yang menyebabkan hutan di kawasan setempat gundul sehingga air bercampur tanah langsung turun ke muara sungai saat hujan deras mengguyur di kawasan setempat,” tuturnya.

Ia mengatakan bahwa sungai-sungai yang kecil itu tidak mampu menampung air hujan beserta lumpur dari Tumpang Pitu sehingga masuk ke muara sungai hingga menuju ke laut di Pantai Pulau Merah yang menjadi salah satu andalan wisata Banyuwangi.

“Kalau hal ini dibiarkan terus, permukiman penduduk di sekitar Pulau Merah juga terancam dan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara akan turun. Hal ini akan memengaruhi pendapatan sektor pariwisata yang sudah dikelola dengan baik oleh masyarakat di sekitar Pulau Merah,” katanya.

Ia berharap pemerintah daerah menyikapi dengan serius persoalan pencemaran lumpur di kawasan wisata yang eksotik dan menjadi surga baru bagi peselancar, baik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Akibat banjir lumpur di Pulau Merah, penolakan masyarakat dan para aktivis lingkungan terhadap eksploitasi pertambangan di Tumpang Pitu makin kuat, bahkan sejumlah LSM membuat petisi penutupan tambang emas kepada Presiden RI Joko Widodo.

“Kami membuat petisi itu agar Presiden Jokowi menutup tambang emas di Tumpang Pitu dan mengembalikan fungsinya sebagai hutan lindung,” kata Koordinator LSM Banyuwangi Forum for Environmental Learning (BaFFEL) Rosdi Bachtiar Martadi di Banyuwangi.

Petisi itu dibuat oleh LSM BaFFEL, Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA), Pusat Studi Hukum HAM Fakuktas Hukum Unair, Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (FK3I) Korda Jawa Timur, dan Jaringan Advokasi Tambang (Jatam).

“Banjir lumpur itu tidak hanya berpengaruh buruk terhadap denyut pariwisata pantai Pulau Merah, tetapi juga berdampak pada sektor pertanian, sekitar 300 hektare ladang jagung mengalami gagal panen,” tuturnya.

Pada petisi itu juga dijelaskan bahwa Gunung Tumpang Pitu adalah hutan yang sekaligus masuk kategori kawasan rawan bencana karena pada tanggal 3 Juni 1994 kawasan Tumpang Pitu dan sekitarnya pernah diterjang tsunami yang mengakibatkan relatif banyak korban meninggal dunia.

“Gunung Tumpang Pitu juga memiliki nilai penting bagi masyarakat karena berfungsi sebagai benteng alami dari terjangan tsunami dan daya rusak musim angin barat sehingga keberadaan lahan eksploitasi tambang emas itu memiliki korelasi dengan aspek keselamatan warga,” katanya.

Menurut dia, munculnya bencana ekologis berupa banjir lumpur di Gunung Tumpang Pitu adalah tanda dini dari bencana ekologis lainnya yang bisa muncul pada masa mendatang, bahkan banjir lumpur itu ada indikator bahwa ada kebijakan yang salah di Tumpang Pitu.

Para aktivis lingkungan itu meminta Presiden Jokowi untuk memberikan instruksi kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mengembalikan fungsi Tumpang Pitu dari hutan produksi menjadi hutan lindung dengan menutup tambang emas.

Hingga Sabtu (27/8) pukul 07.45 WIB tercatat sebanyak 1.050 orang dari berbagai daerah di Indonesia yang menandatangani petisi melalui dalam jaringan (daring) sebagai bentuk dukungan penutupan tambang emas di kawasan Gunung Tumpang Pitu.

Sementara itu, Manajer External Affair PT Bumi Suksesindo Bambang Wijonarko mengatakan bahwa lumpur yang menggenangi Pulau Merah di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, bukan karena pencemaran karena pihaknya belum melakukan aktivitas pertambangan emas.

“Yang terjadi di perairan Pulau Merah bukan pencemaran karena kami belum melakukan aktivitas pertambangan. Hal itu terjadi karena faktor alamiah,” katanya.

Secara alami, ketika turun hujan material ataupun lumpur yang berasal dari daerah hulu akan terbawa sampai ke hilir dan hal itulah yang terjadi di Pulau Merah yang kini tergenang banjir lumpur dan menjadi keruh.

“Berdasarkan data, curah hujan yang turun tiga minggu terakhir ini di daerah Pulau Merah rata-rata mencapai 200 milimeter dan jumlah itu melampaui kondisi normal yang mencapai kurang lebih 47 mm sehingga terjadi sedimentasi di muara Pulau Merah,” tuturnya.

Ia mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan upaya untuk mengurangi lumpur di Pulau Merah tersebut dengan melakukan normalisasi sungai Katak dengan memasang silt curtain, menyedot lumpur dan pengerukan lumpur sejak beberapa minggu ini yang merupakan komitmen perusahaan tanpa diminta.

“Kami meluruskan bahwa saat ini PT BSI belum beroperasi menambang emas. Namun, perusahaan berkomitmen untuk turut membangun kawasan wisata dan tidak hanya Pulau Merah, juga wisata Pantai Mustika yang berada di Pancer,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa pihaknya selalu menaati aturan pemerintah, sepeti yang tertuang di amdal pihaknya, yakni melakukan reklamasi di atas lahan-lahan yang ada dan membangun enam buah dam yang berfungsi untuk menahan erosi dan sampah agar tidak terbawa aliran sungai hingga ke muara.

Selamatkan Pulau Merah Bencana yang menohok lokasi wisata andalan di kabupaten berjuluk Sunrise of Java tersebut tak urung membuat Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas pun meradang, bahkan bupati yang akrab disapa Anas itu langsung mengirimkan sendiri surat teguran kepada PT Bumi Suksesindo (BSI) selaku pemegang izin pertambangan emas di Bukit Tumpang Pitu.

Surat teguran tertulis itu terkait dengan belum selesainya pembangunan enam dam yang disanggupi BSI sesuai dengan dokumen amdal yang mengakibatkan lumpur mengalir ke Sungai Katak dan bermuara di Pulau Merah.

Perseroan Terbatas BSI baru menyelesaikan pembangunan tiga dam sehingga saat hujan deras yang mengguyur Banyuwangi beberapa hari lalu, lumpur dan sampah terbawa hingga ke hilir, termasuk ke Sungai Katak yang membawanya hingga ke Pantai Pulau Merah.

“Kami perintahkan PT BSI harus menyelesaikan pembangunan tiga dam dalam kurun waktu 3 bulan,” katanya.

Bupati Anas sejak awal berkomitmen dan gencar mempromosikan wisata Pulau Merah melalui kompetisi selancar berskala internasional karena pulau nan eksotis itu diproyeksikan menjadi titik lokasi baru bagi para penggemar selancar, selain Pantai Plengkung (G-Land) yang sudah lama dikenal turis mancanegara.

Pengelola surfing di Pulau Merah Zaenal Arifin berharap pemerintah daerah mengedepankan pengembangan objek wisata Pulau Merah berbasis kerakyatan dan tidak memprioritaskan pengelolaan tambang yang mengancam wisata Pulau Merah.

“Jangan digadaikan kekayaan alam hanya untuk kepentingan sesaat karena masyarakat butuh hidup dari sektor pariwisata. Komitmen awal PT BSI berjanji untuk zero limbah. Namun, pada kenyataannya banjir lumpur mencemari perairan Pulau Merah,” katanya.

Hamparan pasir yang luas dengan air yang jernih dan pemandangan yang eksotis, Pulau Merah itu berjarak sekitar 60 kilometer dari pusat kota Banyuwangi dan memiliki gugusan pulau yang seakan-akan membentengi bibir pantai. Ketika sore hari, pulau itu tampak memantulkan cahaya sehingga pantai berwarna kemerahan.

“Selain itu, desiran ombak di Pulau Merah menjadi daya tarik bagi wisatawan, baik dalam maupun luar negeri, terutama mereka yang hobi berselancar karena ombak di pantai tersebut sangat menantang,” ujarnya.

Pulau yang memiliki banyak payung berjemur warna merah itu masuk ke dalam salah satu nominasi penghargaan wisata PBB dan kegiatan surfing kelas dunia juga digelar di sana. Tidak heran perlahan-lahan pulau tersebut ramai dikunjungi.

Di balik keindahan Pulau Merah menyimpan harta karun yang tak ternilai, yakni di Gunung Tumpang Pitu yang memiliki kandungan emas dan siapa pun tentu akan tergiur melihat harta karun tambang emas yang tersembunyi di Gunung Tumpang Pitu karena berdasarkan penelitian kandungan emasnya dinilai terbaik di dunia.

Kini, tinggal menunggu ketegasan pemerintah untuk memilih pariwisata yang berjangka panjang atau tambang emas yang berjangka pendek kendati pundi-pundi emas dari eksploitasi harta karun yang mengancam lingkungan pantai selatan nan eksotis itu cukup menyilaukan.

Sumber : Antara

Tags: BanyuwangieksplorasiheadlinePantai Pulau MerahtambangWisata
Eksplorasi.id

Eksplorasi.id

Next Post
Pertamina Babel Tingkatkan Pantauan Distribusi BBM Melalui Satgas

Pertamina Babel Tingkatkan Pantauan Distribusi BBM Melalui Satgas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended

Pembentukan DKE masih Dalam Tahap Finalisasi

Menteri ESDM Klaim Sumber Daya Fosil akan Segera Habis

10 tahun ago
Inalum gandeng EGA bangun smelter senilai US$800 juta

Inalum gandeng EGA bangun smelter senilai US$800 juta

5 tahun ago

Sering Dibaca

  • Inilah Kendaraan Darat Terbesar di Dunia

    Inilah Kendaraan Darat Terbesar di Dunia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Biji Kamandrah Diprediksi Jadi Energi Alternatif Masa Depan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Satu Pal Listrik Mengaliri 60 Rumah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Donggi Senoro Didesak Umumkan Komponen Harga LNG ke Publik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pertamina tambah jumlah penyaluran elpiji melon wilayah Solo Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

RSS Moneter.id

  • Laba Bersih Jasa Marga Naik 5,02% di Kuartal III 2025 30 Oktober 2025
  • GoTo Raup Pendapatan Bersih Sebesar Rp4,7 Triliun pada Kuartal III-2025 30 Oktober 2025
  • Paradise Indonesia Tegaskan Strategi Pertumbuhan Jangka Panjang 30 Oktober 2025
  • DRMA Catat Pertumbuhan Solid di Kuartal III–2025, Penjualan dan Laba Naik Serempak 30 Oktober 2025
  • Komunitas PEVR dan PLN Pecahkan Rekor MURI Pengisian Daya Motor Listrik Terbanyak dari Satu Merek 30 Oktober 2025
  • Partisipasi Easycash di Bulan Inklusi Keuangan 2025 30 Oktober 2025
  • ‘PENTAS Borobudur: Ngangeni’ Hadir untuk Kembangkan Atraksi Budaya 30 Oktober 2025
  • Kementerian Ekraf Dukung Islamic Creative Economy Founders Fund Agar Pejuang Ekraf Naik Kelas 30 Oktober 2025
  • Cara Mudah Investasi Crypto: Dari Cek Harga Bitcoin Hingga Transaksi Pertama 30 Oktober 2025
  • Kemendag Klaim Telah Amankan Pasar Dalam Negeri dan Fokus Lindungi Konsumen 29 Oktober 2025
EKSPLORASI.ID

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Navigate Site

  • REDAKSI
  • KETENTUAN LAYANAN
  • PEDOMAN SIBER
  • HUBUNGI KAMI

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In