• EKSPLORASI.ID
  • MONETER.ID
  • BANTEN.CO
Rabu, Oktober 29, 2025
  • Login
EKSPLORASI.ID
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
EKSPLORASI.ID
No Result
View All Result
Home BERITA

Emisi Gas Rumah Kaca Indonesia Lebih Rendah Dari Internasional

by Eksplorasi.id
16 Juni 2016
in BERITA
0
Emisi Gas Rumah Kaca Indonesia Lebih Rendah Dari Internasional

Ilustrasi

0
SHARES
276
VIEWS
Share on WhatsappShare on Facebook

Eksplorasi.id – Emisi gas rumah kaca yang dihasilkan Indonesia akibat efek kebakaran hutan lebih rendah dari perhitungan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), kata peneliti riset internasional dari Institut Pertanian Bogor Profesor Dr Bambang Hero Saharjo.

Bambang di Jakarta, Kamis (16/06), memaparkan penelitian yang dilakukannya bersama South Dakota State University (SDSU), Montana University, dan Universitas Palangkaraya menunjukkan kadar CO2 yang lebih rendah dari angka yang dimiliki IPCC.

“Hasil laboratorium kami dibandingkan dengan IPCC ada perbedaan yang signifikan. Kadar CO2 minus 8 persen, CH4 minus 55 persen, NH3 minus 86 persen, dan CO plus 39 persen,” kata Bambang.

Pengertiannya, CO2 dari sampel asap yang diambil langsung di Kalimantan Tengah memiliki kadar 8 persen lebih rendah dari perhitungan IPCC. Begitu juga dengan selisih kadar CH4, NH3, dan CO dari hasil penelitian dan perhitungan IPCC.

Selain dari hasil laboratorium, Bambang juga memaparkan perbedaan pandangan dalam menetapkan jenis kebakaran yang terjadi di wilayah gambut Indonesia pada 2015.

Dia menjelaskan bahwa jenis kebakaran hutan dipisahkan menjadi kebakaran permukaan, kebakaran gambut yang berada di bawah lahan, kebakaran yang merambat pepohonan, dan juga kebakaran di titik-titik panas.

Dari keseluruhan jenis kebakaran tersebut menghasilkan emisi gas yang berbeda-beda tergantung jenis kebakarannya. Emisi karbon yang dihasilkan kebakaran gambut jelas lebih besar dibandingkan emisi akibat kebakaran di permukaan saja. Sedangkan, menurut Bambang, perhitungan IPCC menggeneralisir seluruh luas lahan yang terbakar pada 2015 sebagai kebakaran gambut.

Penelitian yang dipimpin oleh Prof Mark A Cocharane dari SDSU dan Prof Bambang Hero Saharjo dari IPB dilakukan di Kalimantan Tengah di sekitar areal bekas proyek PLG (Pengembangan Lahan Gambut) pada 2015 dengan menggunakan alat bernama Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR).

Alat tersebut merupakan alat yang didatangkan langsung dari Amerika Serikat dengan kualitas perangkat yang sama dengan yang diterbangkan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) di Planet Mars. Penelitian tersebut juga mendapat dukungan dan didanai oleh NASA.

 

Eksplorasi / TN

Eksplorasi.id

Eksplorasi.id

Next Post
Pakar: Pembebasan Lahan Masela Akan Sulit

Pakar: Pembebasan Lahan Masela Akan Sulit

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended

Awal April 2016, Harga Premium dan Solar akan Turun

Awal April 2016, Harga Premium dan Solar akan Turun

10 tahun ago
PLN Siap Bangun PLTU Lontar Unit 4 di Banten

PLN Siap Bangun PLTU Lontar Unit 4 di Banten

9 tahun ago

Sering Dibaca

  • PGN teken amandemen ke-4 atas pinjaman senilai Rp2,16 triliun dengan Saka Energi

    PGN teken amandemen ke-4 atas pinjaman senilai Rp2,16 triliun dengan Saka Energi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lembaga riset sebut optimalisasi blok besar bisa jadi andalan produksi migas nasional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PBNU siap kelola konsesi tambang batu bara seluas 26 ribu hektare di Kaltim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Setelah setujui POD lapangan Geng North dan Gehem, Kementerian ESDM bidik blok Andaman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bersumber dari PLTBm, PLN tambah pasokan listrik ramah lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

RSS Moneter.id

  • Permata Bank Kantongi Laba Bersih Setelah Pajak Sebesar Rp2,9 Triliun 29 Oktober 2025
  • Laba Bersih Konsolidasi BTPN Syariah Tembus Rp945 Miliar Hingga Kuartal III 2025 29 Oktober 2025
  • Shaloom Razade Jadi Brand Ambassador REEF Indonesia 29 Oktober 2025
  • Perluas Peluang Karir Profesional Indonesia, Jobstreet Dukung UI Vocational Expo 2025 29 Oktober 2025
  • Perluas Portofolio Restoran, F&B ID Buka Gerai Baru 88 SEOUL di Living World Alam Sutera 29 Oktober 2025
  • Indonesia Eximbank dan Bank ICBC Indonesia Tandatangani Perjanjian Kredit Senilai USD250 Juta 29 Oktober 2025
  • Kesempatan Mendapatkan Tiket Gratis ke GIIAS Makassar 2025 29 Oktober 2025
  • Laporan WRI 2025: 7 dari 10 ‘Knowledge Workers’ di Indonesia Tidak Memiliki Hubungan yang Sehat dengan Pekerjaannya 28 Oktober 2025
  • Hari Ekonomi Kreatif Nasional 2025: Ekraf Jadi Mesin Pertumbuhan dan Daya Saing Global 28 Oktober 2025
  • Superbank Kantongi Laba Sebelum Pajak Sebesar Rp80,9 Miliar 28 Oktober 2025
EKSPLORASI.ID

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Navigate Site

  • REDAKSI
  • KETENTUAN LAYANAN
  • PEDOMAN SIBER
  • HUBUNGI KAMI

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In