Eksplorasi.id – Setelah tertekan sepanjang periode 2015, emiten pertambangan batubara tampaknya mulai bangkit dari keterpurukan pada awal tahun ini seiring mulai membaiknya harga minyak mentah dunia dan efisensi yang ketat agar margin laba terkerek.
Berdasarkan rekapitulasi, jumlah emiten komoditas batu bara yang mengalami kerugian pada kuartal I/2016 menyusut. Awal tahun ini, hanya empat dari periode sebelumnya lima emiten batu bara yang mendulang rugi bersih.
Total kerugian perusahaan tersebut juga rerata menyusut 76,5% dari US$ 35,49 juta menjadi US$ 8,34 juta. Sebaliknya, meski emiten peraup laba bertambah, rerata keuntungan justru menciut 10,4% menjadi US$ 135,87 juta dari US$ 151,72 juta.
Kendati demikian, pendapatan 15 dari 21 emiten batu bara yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, rerata merosot 15,13% menjadi US$ 1,79 miliar pada kuartal I/2016. Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya, emiten-emiten tersebut berhasil meraup pendapatan senilai US$ 2,11 miliar. Koreksi pendapatan terdalam terjadi pada PT Toba Bara Sejahtra Tbk. (TOBA) hingga 43,1% menjadi US$ 63,56 juta per 31 Maret 2016. Bertolak belakang, lonjakan pendapatan tertinggi diraup oleh PT Golden Eagle Energy Tbk. (SMMT) sebesar 56,9% menjadi US$ 0,91 juta.
Eksplorasi | Aditya | Antara