Eksplorasi.id – Hingga saat ini akses desa terhadap listrik masih minim. Ada sebanyak 12.659 desa di Indonesia yang belum mendapatkan pasokan listrik, 2.527.469 KK dengan jumlah penduduk sekitar 9.926.515 jiwa.
Untuk itu Pemerintah pun mencanangkan Program Indonesia Terang untuk melistriki wilayah Indonesia yang belum terlistriki. Sasaran Program Indonesia Terang dimulai untuk desa tempat PLN belum hadir, yakni desa-desa yang tidak memiliki listrik sama sekali atau hanya menggunakan sistem pembakaran bahan bakar fosil seperti genset.
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said.
Sudirman menjelaskan, ada 10.300 desa target 2019 dalam Program Indonesia Terang. Dari jumlah tersebut, 6.689 desa ada pada enam provinsi yakni Papua (4.047 desa), Papua Barat (1.124 desa), Maluku (434 desa), Maluku Utara (411 desa), Nusa Tenggara Timur (646 desa) dan Nusa Tenggara Barat (27 desa). Total kapasitas yang perlu terpasang adalah 180 MW.
“Sebagian pilot project Indonesia Terang akan dilakukan di wilayah Indonesia timur. Enam provinsi tersebut karena karakter geografisnya sama, kita akan dekati dengan pendekatan yang sama. Mudah-mudahan dalam 4-5 tahun ke depan bisa terang,” tuturnya.
Sudirman mengungkapkan bahwa, listrik adalah jendela peradaban. Dengan adanya listrik, bukan saja terang yang didapat namun pendidikan, kesehatan, dan kegiatan ekonomi juga akan bergerak.
“Rentetan dari masuknya listrik luar biasa besar. Listrik bukan hanya sekedar proyek, tapi juga movement supaya akses kita sama terhadap berbagai hal yang telah disebutkan tadi,” ujarnya.
Sementara itu, tambahnya, terkait dengan kebijakan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT). “Pembahasan mengenai EBT tidak boleh lagi menjadi lampiran dari sebuah buku, dengan proyek kecil-kecil tersebar dan pembahasan yang tidak didengar publik. Sekarang kita taruh EBT di depan,” tandasnya.
Eksplorasi | Bisnis | Aditya