Eksplorasi.id.Pangkas beban usaha, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) masih mengaku masih berupaya menurunkan beban utangnya di tahun ini. Pada tahun 2015 lalu, perseroan telah memangkas utang sekitar USD100 juta.
Direktur Utama ENRG Imam Agustino mengatakan, beban utang yang ingin dipangkas secepatnya adalah utang dengan bunga tinggi. Disebutkan, salah satunya adalah utang jangka pendek dari PST Finance Limited senilai USD60,27 juta yang memiliki tingkat bunga LIBOR +20 persen.
Namun, sampai saat ini, ENRG belum memastikan skema refinancing utang tersebut. Pasalnya, perseroan masih mencari komitmen pendanaan dari perbankan. Dia mengaku, saat ini rata-rata beban bunga perseroan sudah menurun di kisaran 5 persen-6 persen per tahun.
“Kami masih melakukan penjajakan, apakah nanti akan dicari pinjaman baru dengan bunga lebih murah atau langsung dilunasi,” ujarnya di Jakarta.
Dengan pemangkasan beban utang, ENRG berharap bisa mengantongi EBITDA sebesar USD230 juta. Tahun ini, ENRG menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD72 juta.
Sementara belanja operasional (opex) disiapkan sebesar USD267 juta. Kebutuhan belanja itu dipenuhi dari kas internal perseroan. “Saat ini kami sudah membelanjakan 40 persen dari anggaran tersebut,” imbuh Imam. Sebagian besar digunakan untuk pengembangan blok Kangean dan ONWJ.
Perseroan juga masih mengembangkan Blok Bentu. Saat ini produksi di Blok Bentu masih stabil sekitar 51,3 juta kaki kubik gas per hari (mmbtu). Sebagai informasi, pada September 2016, ENRG memiliki utang jatuh tempo senilai USD132,76 juta.
Utang itu mematok bunga LIBOR +6 persen. Selain itu, pada Juni 2017, ada pinjaman jangka panjang capex carry loan dari Mitsubishi dan Japex yang akan jatuh tempo.
Per kuartal III-2015, ENRG membukukan kerugian mencapai USD40,7 juta. Padahal, periode yang sama tahun lalu, perusahaan masih mencetak laba senilai USD35,5 juta. Kerugian bersih ENRG akibat beban penyusutan yang cukup tinggi. Beban pokok penjualan juga meningkat 17 persen year on year (yoy) menjadi USD464,8 juta.
Perusahaan ini juga membukukan rugi kurs senilai USD183.700. Namun, beban bunga sudah menurun. Per kuartal III-2015, rasio pinjaman terhadap modal (DER) ENRG berada di level 0,69 kali.
Diawal tahun, anak usaha PT Energi Mega Persada Tbk, EMP Bentu Limited mendapat pinjaman baru untuk membiayai kembali (refinancing) utang. EMP Bentu meneken perjanjian pinjaman senilai USD60 juta dengan Intesa Sanpaolo SpA & Britannic Strategies Limited pada 31 Desember 2015. Pinjaman itu mematok suku bunga LIBOR + 6,8 persen per tahun dengan jangka waktu jatuh tempo lima tahun.
Imam Agustino pernah bilang, perseroan ini dan kreditur masih menunggu beberapa pemenuhan syarat pendahuluan (conditions precedent). Nantinya, ENRG akan menggunakan dana tersebut untuk melunasi pinjaman yang sudah jatuh tempo dari Pro Strategic Investor Ltd senilai USD53 juta dengan suku bunga 20 persen per tahun.
Eksplorasi/Dian/Source