Eksplorasi.id – Manajemen PT PLN (Persero) disentil Menteri ESDM Ignasius Jonan karena enggan mengesahkan Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik (RUPTL) 2017-2026, meskipun menjadi satu-satunya BUMN di sektor ketenagalistikan.
“Prinsipnya sebenarnya Desember 2016 sudah selesai, Januari juga sudah. PLN ini yang agak lama parafnya, nungguin bisikan temannya,” ungkap Jonan, di Jakarta, Senin (10/8).
Penegasan Jonan, pengesahan RUPTL pada Maret ini dinilai terlalu lama. Tahun depan pihan berkeinginan RUPTL bisa diselesaikan pada medio akhir Januari. Tujuannya, agar bisnis PLN cepat selesai prosesnya dan mitra-mitra PLN tidak terhambat kinerjanya.
Jonan juga berharap perubahan dari RUPTL tidak berubah secara signifikan. PLN pun dihimbau untuk membuat rencana zonasi pasokan gas untuk pembangkit baru.
Sejalan dengan pemerintah, target pembangunan infrastruktur listrik PLN dalam RUPTL ini akan mengedepankan EBT.
PLN juga akan mengembangkan PLTU Mulut Tambang dengan target total kapasitas adalah sebesar 7.300 MW dan 1.600 MW PLTU Mulut Tambang akan dibangun di Kalimantan. Sisanya akan dibangun di Sumatera.
Pembangunan pembangkit PT PLN juga hingga tahun 2025 ditargetkan sebesar 77 GW, transmisi sebesar 67.422 km dan gardu induk dengan target 164.170 MVA.
Reporter : Samsul