Eksplorasi.id – Pemerintah menyiapkan beberapa strategi untuk menggairahkan kembali industri minyak dan gas bumi (migas) yang lesu akibat menurunnya harga minyak mentah dunia.
Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengatakan salah satu strategi yang disiapkan adalah memberikan perpanjangan waktu eksplorasi di masa-masa sulit dan kelenturan dalam peralihan eksplorasi.
“Contohnya, komitmen untuk melakukan pengeboran diberikan fleksibilitas untuk menganalisis data, dan lain-lain,” ujar Wiratmaja dalam Konvensi dan Pameran Ke-40 Indonesian Petroleum Association (IPA) di Jakarta, Rabu.
Dia menambahkan pemerintah juga akan memberikan insentif untuk proyek laut dalam dan daerah terpencil (remote area), penyederhanaan akses data dan memberikan peluang “cost recovery” dalam skema pembagian kontrak produksi (production sharing contract/PSC).
Selain itu, pemerintah juga masih membahas hal-hal yang terkait dengan “tax holiday”, “first trance petroleum” (FTP), “domestic market obligation (DMO) holiday”, dan tentang bagian pemerintah.
“Lelang supaya atraktif, kalau dulu split fix (tetap) dari pemerintah sekarang peserta lelang bisa nge-bid (menawar),” kata Wiratmaja.
Pajak bumi dan bangunan (PBB) untuk eksplorasi sudah tidak lagi dikenakan dan skema “dynamic split” sudah diterapkan di Blok Mahakam.
Sementara itu Presiden Indonesian Petroleum Association (IPA) Christina Verchere mengatakan investor di Indonesia memang ingin agar pemerintah memberikan insentif dan lingkungan hukum untuk memberikan kepastian untuk menanamkan modal di Indonesia.
Selain itu, dia berharap pemerintah memberikan perhatian lebih untuk industri hulu.
“Kami berharap pemerintah tidak mengabaikan sektor hulu dan melakukan deregulasi di sektor ini secara benar,” tutur Verchere sembari menambahkan Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki industri hulu paling beragam di dunia dengan 200 PSC.
Eksplorasi | Aditya | Antara