Eksplorasi.id – Langkah harga batubara kian tak terbendung. Selasa (4/10) lalu, harga batubara kontrak pengiriman Oktober 2016 di ICE Futures Exchange melesat 2,52% jadi US$ 83,15 per metrik ton. Bahkan, dalam sepekan harga komoditas ini melejit hingga 11,53%.
“Membaiknya permintaan dari China, Jepang, Taiwan hingga Korea Selatan jadi faktor utama pendorong harga batubara. Harga semakin tinggi setelah China membatasi produksi. Apalagi, Negeri Tembok Raksasa ini juga menerapkan aturan transportasi baru, yang salah satu tujuannya adalah menaikkan biaya kargo untuk batubara,” kata Analis Central Capital Futures Wahyu Tri Wibowo
Memang, China akhirnya melakukan pelonggaran atas kebijakan tersebut. “Tetapi hasilnya masih mengangkat harga,” tambah Wahyu.
Analis memprediksi permintaan batubara bakal terus meningkat seiring datangnya musim dingin. Musim dingin di China diprediksi bakal mendorong pemakaian batubara termal membengkak. “Hingga saat ini belum ada sinyal koreksi besar di harga batubara,” papar Wahyu.
“Turunnya produksi batubara India di September 2016 menjadi 35,24 juta ton turut membantu kenaikan harga. Padahal produksi batubara India sempat diperkirakan bakal mencapai 41,5 juta ton,” Ibrahim, Direktur Garuda Berjangka
Fundamental batubara juga terdongkrak kenaikan harga minyak mentah dunia, yang sudah mendekati level US$ 50 per barel. Faktor-faktor tadi membuat harga batubara terus melesat. Asal tahu saja, di saat yang sama, dollar Amerika Serikat (AS) cenderung menguat.
Biasanya, penguatan dollar AS membuat harga batubara melemah. “Belum lagi pemerintah Indonesia berencana menggenjot pembangunan pembangkit listrik,” kata Ibrahim. Pertemuan OPEC Ibrahim melihat tren bullish harga batubara bakal terjaga sampai akhir tahun. “Peluang naik ke US$ 90 per metrik ton di akhir tahun tetap terbuka,” prediksinya.
Cuma, harga batubara bisa terpengaruh hasil pertemuan OPEC di November mendatang. Jika pertemuan tersebut gagal menyepakati pemangkasan produksi minyak, harga batubara bisa terkoreksi kembali jadi US$ 60 per metrik ton.
“Dari sisi teknikal harian, indikator moving average (MA) dan bollinger band saat ini berada 20% di atas bollinger tengah, yang mendukung kenaikan harga terjaga. Hal ini sejalan dengan relative strength index (RSI) dan garis MACD yang berada di level 70% positif,” tutur Ibrahim.
Stochastic level 60% positif juga mengangkat naik. Ibrahim memprediksi hari ini (6/10) harga batubara akan bergerak dalam kisaran US$ 82,50–US$ 84,00 per metrik ton. Sedangkan berdasarkan analisa Wahyu, harga batubara bisa terkoreksi dan bergerak ke kisaran US$ 77-US$ 87 per metrik ton dalam sepekan ke depan.
Reporter: Ponco