Eksplorasi.id – Besarnya potensi pasar properti di Indonesia membuat granit impor dari China menyerbu pasar Indonesia. Akibatnya, bisnis granit produksi lokal mulai terganggu. Produsen granit lokal pun berharap pemerintah turun tangan dan membendung serbuan granit impor.
Vice President Director PT Asri Pancawarna, Hendrata Atmoko, mengatakan, total volume penjualan granit tahun 2015 mencapai 5 juta meter persegi (m²). Dari total jumlah tersebut, 30%-40% adalah produk impor dari China.
“Makanya untuk tumbuh kami ingin ambil ceruk pasar itu,” kata Hendrata Kamis (17/3).
Asri Pancawarna adalah produsen granit merek Indogress dan Decogress. Perusahaan ini terbilang penguasa pasar granit di Tanah Air. Dia berkeyakinan produksi granit domestik mampu menutupi demand yang mencapai 1,3 juta m².
Saat ini saja, Asri Pancawarna memproduksi sekitar 750.000 m² per bulan. “Belum lagi ditambah dengan enam perusahaan granit lokal lainnya. Pasti sudah mencukupi,” kata Hendrata.
Hendrata berharap pemerintah membatasi keran impor granit dengan cara menerapkan kewajiban surat pertimbangan teknis dan pemeriksaan teknis yang non SNI. Ia melihat ada perbedaan kualitas sehingga harga granit impor lebih murah.
Dia mengatakan perbedaan harganya bisa mencapai 10%-20% lebih murah dibandingkan dengan harga granit lokal. Ia pesimistis pasar granit tahun ini bisa bangkit. Idealnya, proyek pemerintah bisa menjadi pendorong penjualan granit lokal.
Saat ini Asri Pancawarna memiliki order granit. “Terdekat kami akan melakukan finishing lantai dan dinding untuk Bandar Udara Kertajati Jawa Barat. Pemesanan untuk proyek ini bisa mencapai 60.000 m²-70.000 m²,” kata Hendrata.
Makanya, walaupun pasar ritel turun, penjualan dari segmen project ini dapat menjadi ceruk untuk menggali pendapatan. Untuk itu, perusahaan ini masih mematok target tumbuh 25% pada tahun ini.
Sepanjang tahun lalu, Asri Pancawarna mampu menjual 60 juta meter persegi granit Indogress.
Eksplorasi | Kontan | Yudo