Eksplorasi.id – Jajaran direksi PT Vale Indonesia Tbk berharap pemerintah bisa memberikan kepastian dan konsistensi hukum yang mendukung kegiatan bisnis di Indonesia di tengah situasi turunnya harga komoditas pertambangan dan lesunya perekonomian global.
“Saat ini hampir semua harga komoditas pertambangan lesu dan banyak perusahaan yang alami kesulitan. Untuk itu pemerintah bisa menolong dengan cara memberikan kepastian hukum,” kata Presiden Direktur Vale Indonesia Nicolas D Kanter kepada pers di Jakarta, Jumat (1/7).
PT International Nickel Indonesia Tbk (Inco) mengganti nama perusahaannya menjadi Vale Indonesia. Keputusan ini disepakati dalam rapat umum pemegang saham luar biasa perseroan yang diselenggarakan pada Selasa, 27 September 2011.
Perubahan nama Inco menjadi Vale Indonesia itu disebabkan masuknya Vale Canada Limited serta menguasai 58,73 persen saham yang dimiliki perseroan. Sementara itu, 20,09 persen saham dikuasai Sumitomo Metal Mining Co Ltd dan 21,18 persen dimiliki publik.
Menurutnya, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah diharapkan bisa saling mendukung iklim usaha di Indonesia dan bersikap tegas terhadap pihak yang jelas-jelas memberikan iklim usaha tak kondusif.
Nicholas mencontohkan, di lokasi pertambangan di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, sampai saat ini masih terjadi penjarahan lahan dan hutan, bahkan pemblokiran jalan oleh warga, sementara pihak kepolisian seringkali tidak optimal.
Selain itu berbagai perizinan usaha baik di pemerintah pusat maupun daerah seringkali tidak sinkron yang seringkali justru membingungkan pengusaha sehingga tak bisa memberikan kepastian.
“Memang BKPM sudah menjalankan izin usaha satu pintu tapi dalam kenyataannya jendelanya banyak sehingga tetap membutuhkan proses panjang. Namun demikian kita tetap memberikan apresiasi terhadap BKPM yang telah berupaya lebih baik,” katanya.
Direktur Finansial Vale Indonesia Febriany mengatakan, harga nikel di pasar internasional dalam beberapa tahun ini menunjukkan tren kurang menguntungkan sebagai akibat adanya kelebihan stok di pasar dunia.
Cina misalnya, negara yang selama ini membutuhkan nikel untuk berbagai usahanya terpaksa mengurangi kegiatan yang membutuhkan nikel, sehingga stok nikel yang ada di negara itu menumpuk.
“Meskipun harga nikel saat ini mulai menunjukkan perbaikan namun hal itu masih belum memberikan keuntungan bagi produsen nikel di dunia termasuk di Indonesia,” katanya.
Harga nikel di pasar dunia, katanya, selama ini mengacu pada “London Metal Exchange” sehingga tidak bisa semaunya perusahaan nikel yang menentukan.
Eksplorasi | Ponco