Eksplorasi.id – PT Pertamina (Persero) diingatkan terkait terus melonjaknya harga minyak mentah dunia. Kenaikan harga minyak mentah global tersebut diharapkan tidak dimanfaatkan oleh perseroan untuk kemudian menaikkan sejumlah harga BBM.
“Pertamina jangan lantas latah untuk kemudian meminta kepada pemerintah untuk menaikkan harga BBM subsidi seperti solar, premium, minyak tanah, dan elpiji 3 kg. Saat ini harga minyak mentah dunia sudah menyentuh level USD 70 per barel,” kata Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman di Jakarta, belum lama ini.
Yusri mengatakan, Pertamina harus menyadari dan tahu diri apa yang menjadi pertimbangan pemerintah untuk tidak mengoreksi harga jual BBM subsidi dan elpiji 3 kg disaat pertumbuhan ekonomi selama tiga tahun ini masih di sekitar lima persen.
“Daya beli masyarakat juga masih lemah, apalagi saat ini juga sudah memasuki tahun politik pilkada dan pilpres 2019. Satu hal yang penting dilakukan oleh Pertamina saat ini harus banyak melakukan efisiensi dan terapkan proses bisnis dengan menjunjung tinggi tata kelola perusahaan yang baik,” ujar dia.
Menurut Yusri, Pertamina jangan berkeluh kesah karena pemerintah tidak menaikkan harga jual BBM subsidi dan elpiji 3 kg. Pasalnya, pemerintah sudah memberikan fasilitas keistimewaan kepada Pertamina, seperti ‘hadiah’ sembilan blok migas yang sudah berakhir masa kontraknya ke Pertamina, termasuk Blok Mahakam.
“Ibarat kata, nikmat mana lagi yang kau dustakan? Pertamina juga jangan menggunakan jasa pengamat untuk membentuk opini, dan bahkan ada upaya menyerang kebijakan pemerintah termasuk kerugian Pertamina saat ini semata akibat kesalahan pemerintah, serta mengekspos pemerintah berutang ke Pertamina hingga Rp 25 triliun,” jelas dia.
Reporter: Sam