Eksplorasi.id – Harga minyak dunia turun pada Senin (Selasa pagi WIB), karena ancaman terburuk kebakaran terhadap produksi pasir minyak (oil sands) di Kanada tampaknya telah berakhir dan para pedagang mengalihkan fokus mereka ke pemulihan produksi.
Hujan dan suhu yang lebih dingin memperlambat penyebaran kebakaran yang telah berkobar di Alberta, bagian barat wilayah Kanada, selama lebih dari satu minggu yang memaksa perusahaan-perusahaan minyak menutup operasinya.
Di laporkan pula bahwa angin berubah arah dan menggeser kebakaran menjauh dari kota minyak Fort McMurray di bagian barat Kanada. Pekan lalu beberapa perusahaan produsen minyak termasuk Suncor Energy, Shell dan Husky di daerah ini telah menutup pabrik atau mengurangi produksi mereka.
“Tidak tampak kebakaran di Kanada mengakibatkan kerusakan jangka panjang pada kapasitas produksi,” kata Kyle Cooper dari IAF Advisors. “Begitu mereka dikendalikan tampaknya mereka cepat bisa kembali bekerja.”
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni turun USD 1,22 di New York Mercantile Exchange, menjadi berakhir di USD 43,44 per barel.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli, patokan Eropa, menetap pada 43,63 dolar AS per barel, turun 1,74 dolar AS dari penutupan Jumat lalu.
“Diperkirakan satu juta barel per hari dari produksi di wilayah Alberta tetap offline,” kata Tim Evans dari Citi Futures. “Ada pembicaraan sekarang bahwa beberapa operasi bisa dilanjutkan kembali secepatnya minggu depan.”
Kebakaran hutan telah membantu mengangkat harga minyak minggu lalu akibat prospek berkurangnya pasokan. “Kegagalan pasar minyak mentah untuk membuat posisi tertinggi baru membantu untuk menggarisbawahi sejauh mana pasar kemungkinan telah dinilai terlalu tinggi, dan rentan terhadap koreksi,” kata Evans.
Para pedagang juga mencerna penggantian mengejutkan Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi. Arab Saudi mengumumkan pada Minggu bahwa negara itu memberhentikan Menteri Perminyakan Ali al-Naimi (80), yang telah menjabat sejak 1995. Dia akan digantikan oleh Khalid al-Falih, ketua perusahaan minyak negara Saudi Arabian Oil.
“Arab Saudi akan mempertahankan kebijakan minyak bumi yang stabil. Kami tetap berkomitmen untuk menjaga peran kami di pasar energi internasional dan memperkuat posisi kami sebagai pemasok energi paling dapat diandalkan di dunia,” kata Al-Falih dalam sebuah pernyataannya.
Penggantian menteri perminyakan tersebut bagian dari perombakan besar pemerintahan Arab Saudi, eksportir minyak terbesar OPEC, bergerak untuk mengubah ekonomi dengan mengurangi ketergantungan pada minyak.
Evans memprediksi menteri minyak baru tidak akan membuat perubahan mendadak dalam kebijakannya. “Yang mengatakan, langkahnya kemungkinan mengkonsolidasikan kasus untuk jalan saat ini, karena Arab Saudi ingin bersaing untuk pangsa pasarnya di pasar minyak, sekalipun pihaknya berupaya untuk merestrukturisasi seluruh ekonominya,” kata dia.
Aditya | Ant