Eksplorasi.id – Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara, menjajaki pembangunan pembangkit listrik bertenaga limbah janjangan kosong atau sisa tempat menempelnya buah kelapa sawit.
Menurut Bupati Labuhanbatu Selatan Wildan Aswan Tanjung, kajian dilakukan untuk membantu pemerintah menyediakan listrik dari energi baru-terbarukan itu.
“Sampai saat ini sudah ada pengusaha dari luar negeri, Malaysia, yang tertarik untuk mengembangkan pembangkit dari janjangan kosong ini,” ujar Wildan dalam perbincangan di rumahnya di Kota Pinang, Ibu Kota Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel), Jumat (20/5) malam.
Kabupaten Labuhanbatu Selatan sendiri memiliki 150.000 hektare lahan industri kelapa sawit yang dikelola oleh 23 perusahaan. Ini membuat limbah sawit cukup berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut.
Pemerintah saat ini memang sedang giat melakukan pengembangan sektor energi baru-terbarukan seiring dengan menurunnya harga komoditas sumber daya mineral seperti minyak bumi dan terus mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) sampai 20 persen.
Menteri ESDM Sudirman Said pernah berkata bahwa dari 57.000 megawatt produksi listrik baru 6 sampai dengan 7 persen berasal dari EBT.
Salah satu strateginya, ke depan pembangkit listrik EBT, misalnya tenaga surya, akan dikembangkan dengan skala besar sampai 5.000 megawatt.
Cara tersebut diyakini akan menarik investasi asing dan keberadaannya akan lebih lama dibandingkan skala yang lebih kecil.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga menyatakan ada rencana pembentukan perusahaan khusus untuk energi baru terbarukan (EBT), diyakini berada di bawah PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Namun, semua ini masih dalam tahap diskusi dan kajian-kajian.
Sebelumnya, terkait EBT, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) juga menargetkan pembangkit listrik bersumber dari ampas tebu melalui skema “co-generation”, yang saat ini sedang dalam kajian kelayakan, dapat beroperasi pada 2018.
Eksplorasi | Aditya | Antara