Eksplorasi.id – Kementerian ESDM mencatat kapasitas daya pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) hingga Juni 2016 mencapai sebesar 1.493,5 megawatt (MW).
Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Rida Mulyana, di Jakarta, akhir pekan lalu, mengatakan pencapaian tersebut berarti sudah 90 persen dari target 2016 sebesar 1.657,5 MW. “Kami optimistis hingga akhir 2016 bakal melampaui target 1.657,5 MW,” katanya.
Menurut dia, pada semester kedua 2016, terdapat empat PLTP yang mulai beroperasi (commercial on date/COD) dengan total kapasitas 215 MW. Keempat PLTP tersebut adalah Ulubelu di Kabupaten Tanggamus, Lampung 55 MW, Sarulla, Sumut 110 MW, Lahendong, Sulut 20 MW, dan Karaha Bodas, Jabar 30 MW.
Ia juga mengatakan, realisasi investasi EBTKE sampai semester pertama 2016 mencapai USD 0,87 miliar atau 63,5 persen dari target USD 1,37 miliar. Realisasi investasi itu terdiri atas panas bumi USD 0,56 miliar atau 58,3 persen dari target USD 0,96 miliar.
Lalu, aneka EBT tercapai USD 0,018 miliar atau 18 persen dari target USD 0,1 miliar, dan bioenergi USD 0,289 miliar atau 94,7 persen dari target USD 0,31 miliar. “Jadi total 63,5 persen, sudah cukup baik,” katanya lagi.
Rida menambahkan, untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) yang dibiayai APBN tercatat 21,5 MW sampai semester pertama 2016.
Rinciannya, 15,3 MW dari PLTS yang terdiri atas 6,7 MW dalam tahap konstruksi dan 8,6 MW tahap lelang. Sisanya, 6,2 MW merupakan PLTMH yang terdiri atas 3,05 MW tahap konstruksi dan 3,15 MW tahap lelang.
Sedangkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari EBTKE pada semester pertama 2016, lanjutnya, mencapai Rp 283,25 miliar atau 45 persen dari target Rp 630 miliar. “PNBP itu baru dari panas bumi saja, yang lain belum,” kata Rida.
Pada 2016, Menteri ESDM sudah menerbitkan surat keputusan penetapan PT Optima Nusantara Energi bersama perusahaan asal Italia, Enel Green Energy sebagai pemenang lelang wilayah kerja pertambangan (WKP) Way Ratai, Lampung berkapasitas 55 MW.
“Ini menunjukkan, meski ekonomi dunia sedang bergejolak, namun investasi panas bumi masih menarik,” ujar Rida lagi.
Eksplorasi | Ant | Aditya