Eksplorasi.id – Rencana pembentukan Holding BUMN energi terungkap dari pernyataan Menteri BUMN, Rini Soemarno pada bulan Mei 2016 yang ditandai sinergi Pertagas dan PGN.
Pakar Energi UGM sekaligus anggota Dewan Energi Nasional Tumiran menilai rencana pembentukan holding energi haruslah mendukung porsi bauran energi nasional.
“Pemerintah diharapkan jangan terlalu terburu-buru dengan mempertimbangkan aspek konstitusi, model pengelolaan perusahaan induk-anak, dan mempertimbangkan komunikasi efektif antar stakeholder dan pakar energi demi menjawab permasalahan energi nasional, khususnya migas,” kata Tumiran.
Tumiran menambahkan, rencana ini juga harus dikaji ulang, apakah pemerintah memiliki roadmap yang jelas untuk holding BUMN sektor migas secara khusus dan energi secara umum.
“Setidaknya keberadaan roadmap yang jelas terkait pembentukan Holding BUMN sektor energi belum nampak,” jelasnya.
Kepala Pusat Studi Energi UGM, Deendarlianto menilai pembentukan Holding BUMN energi dinilai belum memiliki motivasi kuat untuk menyelesaikan carut marut permasalahan dan tantangan energi nasional serta terkesan terburu-buru.
“Bbahwa rencana ini perlu disikapi dan dikaji lebih mendalam dari aspek korporasi, ekonomi, hukum, dan teknis. Apakah akan membawa sinergi dan tata kelola migas nasional yang lebih baik dan menjanjikan,” ungkapnya.
Jika nantinya memang akan dilakukan pembentukan holding migas, diharapkan dapat menjawab permasalahan energi di Indonesia baik tingkat nasional maupun tingkat internasional.
Eksplorasi | Aditya