“Pembentukan holding bukan merger sehingga entitas bisnis yang saat ini ada akan tetap eksis dan berjalan seperti biasa,” kata anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Abadi Purnomo di Jakarta, Minggu (17/07).
Pemerintah melalui Kementerian BUMN telah memutuskan untuk menggabungkan PT Perusahaan Gas Negara ke dalam PT Pertamina (Persero).
Realisasi masuknya PGN ke Pertamina menunggu terbitnya Peraturan Pemerintah tentang pembentukan holding BUMN.
Abadi Purnomo menilai pembentukan holding akan dapat menyinergikan semua operasi kedua BUMN tersebut dalam satu kendali perencanaan dan kegiatan operasional sehingga akan lebih efektif dan efisien.
Penggabungan diharapkan bisa menjamin tidak ada lagi duplikasi investasi dan kegiatan bisnis pada wilayah yang sama sehingga percepatan pengembangan jaringan infrastruktur akan lebih terjamin dan optimal.
Efisiensi pada sisi investasi dan kegiatan operasi, selain untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang berdampak pada bertambahnya pendapatan juga untuk peningkatan kepastian pasokan, perbaikan kualitas layanan kepada pelanggan, serta pada akhirnya bisa menurunkan biaya penyaluran.
Sementara itu, Direktur Utama Pertagas, Hendra Jaya menambahkan pembentukan holding akan membuat penguasaan sektor hilir minyak dan gas makin besar. Apalagi PGN dan Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina Gas (Pertagas) memiliki pangsa pasar yang sama.
“Pasti ada pemanfaatan aset bersama. Kita lihat nanti aset mana saja yang bisa disinergikan dan mana saja yang overlap atau yang mirip-mirip,” kata Hendra Jaya.
Hendra menegaskan saat ini yang sedang insentif dilakukan adalah pemetaan wilayah mana saja yang bisa dimanfaatkan secara bersama-sama dan mana yang bisa dikembangkan.
“Kami sedang coba peranan mana yang bisa dipakai bersama,” katanya.
Dia mengakui selama ini memang terdapat proyek Pertagas yang beririsan dengan PGN. Untuk itu dengan adanya holding diharapkan bisa menghindari hal tersebut sehingga pembangunan infrastruktur gas bisa lebih efektif dan efisien. Dampaknya, masyarakat dan pengguna gas bisa merasakan harga gas yang lebih murah.
“Misalnya kita punya pipa transmisi mereka punya pipa distribusi. Ada di Jawa Barat dan Jawa Timur. Ke depan kita harapkan akan lebih baik lagi sinerginya jadi lebih baik operasional dan costumer akan dapat harga lebih baik,” tegas dia.
Kemudian,anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Harry Poernomo menyatakan dengan adanya holding akan terjadi sinergi dan tidak ada lagi persaingan bisnis antara Pertagas dan PGN.
“Karena sudah sama-sama menjadi anggota holding, Pertagas dan PGN tinggal bagi-bagi tugas saja. Tidak sendiri-sendiri, tumpang tindih, dan saling berebut bisnisnya,” katanya.
Eksplorasi/Hap