Eksplorasi.id – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melansir, terdapat perusahaan Amerika Serikat (AS) di sektor energi terbarukan yang tertarik untuk berinvestasi di Indonesia.
Kepala BKPM, Franky Sibarani mengatakan, minat perusahaan tersebut disampaikan dalam kegiatan Indonesia-US Business Forum di New York pada akhir pekan lalu. Kegiatan itu dilaksanakan di Cornell Club bekerjasama dengan American Indonesia Chamber of Commber (AICC).
”Saat ini perusahaan telah memiliki nota kesepahaman dengan PT PLN (Persero) untuk memproduksi listrik tenaga angin. Dalam waktu dekat perusahaan akan melakukan uji coba di STT PLN Indonesia,” ujarnya.
Franky menjelaskan, investor potensial tersebut berminat untuk mendirikan perusahaan berbadan hukum Indonesia, kemudian mendirikan fasilitas manufaktur pembangkit listrik tenaga angin di Indonesia.
Lebih lanjut Franky menyatakan BKPM akan memfasilitasi percepatan proses investasi. Ia juga mengaku telah menyampaikan berbagai hal terkait regulasi di sektor energi terbarukan di Indonesia kepada perusahaan dari Negeri Paman Sam tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Franky juga mengaku telah menyampaikan berbagai kebijakan, terutama terkait dengan implementasi 12 paket kebijakan ekonomi termasuk reformasi kebijakan investasi.
”Beberapa hal yang terkait diantaranya layanan investasi 3 jam, kemudahan investasi langsung konstruksi, perbaikan kemudahan berusaha hingga revisi Daftar Negatif Investasi (DNI) yang mendorong keterbukaan investasi termasuk di beberapa sektor utama seperti di bidang logistik, energi terbarukan, farmasi, pariwisata dan e-commerce,” lanjutnya.
Selain di sektor energi terbarukan, Franky menyatakan terdapat juga minat investasi di sektor pertambangan yang ingin melakukan akuisisi perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan nilai investasi sebesar US$300 juta. BKPM akan berperan dalam memfasilitasi pengalihan status perusahaan dari PMDN menjadi perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA).
BKPM mencatat, AS tergolong negara prioritas pemasaran investasi. Pada 2015, nilai realisasi investasi AS mencapai US$893 juta, yang terdiri dari 261 proyek dengan dominasi sektor pertambangan. Dari sisi komitmen, tercatat masuknya komitmen US$4,8 miliar yang terdiri dari 76 proyek.
Untuk diketahui, pada tahun 2016 BKPM menargetkan capaian realisasi investasi bisa tumbuh 14,4 persen dari target tahun 2015 atau mencapai Rp594,8 triliun. Realisasi ini dikontribusi dari PMA sebesar Rp386,4 triliun atau naik 12,6 persen dari target PMA tahun lalu, serta dari PMDN sebesar Rp208,4 triliun naik 18,4 persen dari target PMDN tahun lalu.
Demi mencapai target tersebut, BKPM pada menetapkan 10 negara prioritas termasuk di antaranya Amerika Serikat, Australia, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, China, Timur Tengah, Malaysia, dan Inggris.
Eksplorasi | Aditya