Eksplorasi.id – Penggabungan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) yang 56,96 persen sahamnya dikuasai negara ke dalam PT Pertamina (Persero) yang menjadi holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) energi dinilai akan mendorong sektor industri makin berkembang pesat karena akan mendapat pasokan gas yang lebih mudah dan murah.
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Pengamat Energi dari Universitas Indonesia (UI), Berly Martawardaya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta.
Menurut Berly, penggabungan PGN ke Pertamina akan melahirkan sinergi dan terpangkasnya biaya-biaya di jaringan pipa gas di berbagai provinsi.
“Jadi nantinya distribusi gas bisa lebih mudah dan harga yang lebih murah, sehingga mendorong industrialisasi,” tuturnya.
Dirinya mengungkapkan, mekanisme penggabungan PGN menjadi anak usaha Pertamina sudah benar. Selain karena Pertamina 100 persen sahamnya dikuasai negara, cakupan bisnis dan aset perusahaannya juga lebih besar.
“PGN jadi anak perusahaan Pertamina. Anak perusahaan boleh sahamnya sebagian dimiliki pihak lain,” ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian BUMN telah memutuskan menggabungkan PGN ke Pertamina. Nantinya, saham pemerintah di PGN sebesar 56,96 persen akan dialihkan ke Pertamina. Saat ini, saham publik di PGN sebesar 43,04 persen.
Di lain kesempatan, Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, Pertamina melihat dari semua sisi pembentukan holding BUMN energi akan memberikan efek positif bagi semua stakeholders yang terlibat.
Selain itu, menurut Wianda, karena menyangkut kepentingan nasional, masyarakat juga yang akan diuntungkan. “Infrastruktur gas akan lebih terintegrasi, baik pipa transmisi atau distribusi, dan efisiensi terjadi sehingga harga gas akan turun,” tandasnya.
Eksplorasi | Aditya | Antara