Eksplorasi.id – Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi menulis 12 alasan kenapa dirinya tidak menyetujui produksi Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu ditingkatkan melampui 185 ribu barel per hari (BPH). Surat bernomor SRT-0325/SKKO0000/2016/S1 itu diteken Amien pada 6 Juni lalu.
Ini dia ke-12 alasan tersebut. Pertama, berdasarkan pembahasan teknis subsurface yang telah dilaksanakan pada 16 April, 2 Mei, 10 Mei, dan 20 Mei 2016, Amien berpendapat bahwa model reservoir statis dan dinamis Lapangan Banyu Urip yang disampaikan Tim Teknis EMCL belum mempertimbangkan dampak dari kemungkinan adanya vuggy (rongga batuan akibat pelarutan) dan fracture (dual porositas), di mana vuggy dan fracture ini bisa menyebabkan air atau gas berproduksi lebih cepat dari perkiraan pada simulasi reservoir. Berdasarkan hal tersebut, dirinya menyakini bahwa cadangan mungkin (EUR 2 P) Lapangan Banyu Urip meningkat dari 451MMSTB (pada model GGR 2009) menjadi hanya sebesar 500 MMSTB.
Kedua, reservoir Lapangan Banyu Urip adalah reservoir batuan karbonat yang memiliki heteregonitas yang tinggi dalam hal karakteristik batuan reservoirnya, sehingga jika kita menginginkan produksi hidrokarbon dengan jangka waktu lama dengan recovery hidrokarbon yang maksimum maka akan diperlukan manajemen reservoir yang baik dalam hal strategi pengurasan hidrokarbon (maksimum produksi yang diperkenankan pada tiap sumur dan strategi komplesi) dan perlunya penerapan pressure maintenance sedini mungkin.
Baca juga: http://eksplorasi.id/produksi-banyu-urip-dilarang-naik-amien-sunaryadi-bukan-melarang-tapi-menjaga/
Ketiga, injeksi air dan injeksi gas yang telah dilakukan selama ini belum menunjukkan kenaikan tekanan reservoir. Keempat, dengan produksi melebihi 185 KBD sampai maksimum 205 KBD, maka lama puncak produksi hanya kurang dari satu tahun, sedangkan jika puncak produksi 165 KBD, lamanya puncak produksi minyak bisa mencapai 33 bulan.
Eksplorasi | Heri
Bila Banyu Urip adalah reservoir karbonat, yang kondisinya under saturated maka pengelolaannya harus dengan Reservoir Management yang baik dengan Management yang berkomitmen tinggi. Pressure maintenance harus dilakukan sejak awal, menjaga Tekanan Reservoir tetap berada diatas Bubble Point Pressure (Pb) begitu pula FBHP juga tetap diatas Pb selama masa produksi reservoir tersebut. Untuk mempertahankan tekanan reservoir yang tetap diatas Pb maka reservoir voidage harus paling tidak sama dengan nol atau negative. Jika saat ini Pressure Maintenance tidak berjalan sesuai dengan kaidah diatas tidak ada gunanya produksi tinggi dan ditingkatkan. Dalam waktu singkat produksi turun dengan cepat begitu pula tekanan, yang berujung faktor perolehan (RF) yang rendah.