Eksplorasi.id – Kelima, untuk cadangan terambil 2P (EUR 2P) 500 MMSTB, memproduksikan minyak Lapangan Banyu Urip dengan laju alir 165 KBD akan lebih ekonomis dibandingkan dengan memproduksikan dengan puncak produksi 205 KBD.
Keenam, sesuai dengan Kontrak Kerja Sama (KKS) Cepu, dengan turunnya harga minyak sampai berada pada kisaran USD 35/bbl – USD 40/bbl, maka split bagi hasil pemerintah setelah pajak (sliding scale share split after tax) mengalami penurunan dari 85 persen menjadi 75 persen.
Apabila skenario untuk memproduksikan Lapangan Banyu Urip lebih tingg dari 185 KBD, tidak akan berpengaruh pada peningkatan bagian pemerintah (unfavorable bagi pemerintah), mengingat pada situasi harga minyak yang rendah, maka penerimaan bagian pemerintah (government entlitement) justru semakin rendah.
Ketujuh, terkait pemberlakuan atas insentif DMO Holdiday untuk Lapangan Banyu Urip sampai masa commencement of full field production sebagaimana slide letter of PSC, dengan skenario memproduksikan Lapangan Banyu Urip pada laju alir yang lebih tinggi pada periode 60 bulan (DMO Holiday period), akan meningkatkan penerimaan bagian kontraktor atas DMO Fee.
Dari sisi bagian pemerintah, harus dialokasikan sejumlah dana untuk pemenuhan pembayaran DMO Fee tersebut pada tahun 2016 ini. Hal ini akan berpengaruh terhadap profil neraca penerimaan negara secara keseluruhan pada tahun 2016 sebagai dampak dari penurunan harga minyak.
Eksplorasi | Heri
Comments 1