Eksplorasi.id – Menteri ESDM Ignasius Jonan mengungkapkan bahwa dirinya akan memprioritaskan tujuh program jangka pendek sebelum tahun 2017.
![Menteri ESDM Ignasius Jonan | Foto : Istimewa](http://eksplorasi.id/wp-content/uploads/2016/10/Jonan.jpg)
Adapun tujuh program yang menjadi skala prioritas Jonan adalah, hilirasasi, revisi PP 79/2010, penyelesaian Blok Masela, Mahakam dan East Natuna, kebijakan satu harga BBM dan refinery BBM. Dua tambahan program lainnya yakni percepatan proyek 35 ribu MW dan kepemilikan saham daerah (participating interest/ PI).
“Sebanyak tujuh program menjadi program prioritas jangka pendek kami. Ini perioritas karena sesuai arahan presiden juga. Harus diselesaikan,” kata dia di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (26/10).
Jonan menjelaskan, soal kebijakan satu harga BBM, dirinya menyatakan bahwa program tersebut semestinya sudah bisa berjalan. Kemudian juga soal harga gas yang lebih kompetitif. “Ada negara yang tidak punya gas bisa menjual gas dengan harga yang lebih murah daripada negara yang punya gas, lucu ini,” jelas dia.
Kemudian, lanjut Jonan, persoalan peningkatan kapasitas refinery. Dia menambahkan, saat ini kapasitas refenery yang dimiliki baru sekitar 1,1 juta barel per hari (bph), itu pun dengan tingkat efektivitas baru 800 ribu bph.
“Soal proyek kelistrikan 35 ribu MW termasuk transmisi dan gardu induknya juga menjadi prioritas kami. Saat ini yang sudah mungkin satu persen sudah jalan, 24 persen sudah konstruksi dan sebagainya, 24 persen lagi itu kontraknya sudah selesai dan siap bangun,” ujar dia.
Menurut Jonan, saat ini yang sudah masuk sekitar 18 ribu MW. Sedangkan pembangunan transmisi dan sebagainya sekitar delapan persen sudah jalan. “Sementara konstruksi dan sebagainya itu sudah 40 persen lebih jadi mustinya itu jalan,” katanya.
Lalu, terang Jonan, soal kepemilikan saham daerah atau PI (participating interest) yang menjadi hak pemerintah daerah apapun bentuk namanya memang harus dimiliki pemerintah daerah.
“Kalau pemda tidak punya uang yang idealnya adalah dibiayai oleh sponsor utamanya. Diutangin dulu untuk saham selanjutnya nanti dipotong dari bagiannya. Itu paling ideal. Meminjam ke bank kurang ideal,” ujarnya.
Reporter : Ponco S