Eksplorasi.id – PT Sugih Energy Tbk, pada 2014, berdasarkan laporan keuangan perseroan, memiliki utang yang harus dilunasi (liabilitas) mencapai USD 246,17 juta atau setara Rp 3,34 triliun (kurs Rp 13.585). Total liabilitas emiten berkode SUGI tersebut terdiri atas jangka panjang USD 101,64 juta (Rp 1,38 triliun) dan jangka pendek USD 144,53 juta (Rp 1,96 triliun).
Perseroan pada 2014 memeroleh pendapatan sebesar USD 5,36 juta (Rp 72,88 miliar), namun mengalami rugi bersih hingga USD 4,64 juta (Rp 63,06 miliar). Perusahaan ini didirikan oleh taipan Edward Seky Soeryadjaya pada 1990 dengan nama awal PT Saranatama Unimada Gunabina International, kemudian berubah menjadi PT Sugi Samapersada.
Semula, perseroan bergerak di bidang trading dan jasa migas, kemudian berkembang menjadi perusahahaan eksplorasi dan produksi migas. Sugih memulai eksplorasi energy pada 2006. Sugih terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 2002, dan kemudian berganti nama menjadi PT Sugih Energy Tbk.
Pada Mei 2012, Sugih melepas 24,27 miliar saham dan berhasil meraih modal USD 255,56 juta. Selanjutnya pada Juni 20012 mengelola 49 persen Blok Lemang melalui akuisisi. Lalu berlanjut pada September 2012 dengan mengelola 100 persen Blok Kalyani sejak awal melalui akuisisi.
Kemudian, Juli 2013, perseroan mengelola 55 persen Blok Selat Panjang melalui akuisisi. Diikuti mengumumkan Joint Operating Agreement (JOA) dengan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) untuk Blok Kalyani—berhasil mengelola 15 persen dari blok tersebut—pada Agustus 2013.
Saat ini, SUGI ini mengelola tiga aset migas di wilayah Sumatera, yakni Blok Lemang dengan partisipasi non-operator sebesar 49 persen, Blok Selat Panjang dengan partisipasi operator 55 persen, dan Blok Kalyani dengan partisipasi operator 85 persen.
Blok Selat Panjang merupakan aset pertama Sugih Energy yang telah menghasilkan pendapatan. Dengan luas total area 946.25 km2, blok ini terdiri dari dua zona besar, yakni Sihapas dan Pematang, di mana Zona Sihapas telah berproduksi sejak 1994 dengan berdasarkan dari persetujuan POD pertama dari Lapangan Selat Panjang dan persetujuan POD kedua pada 2007 untuk Lapangan Bakau.
Baca juga: http://eksplorasi.id/pembelian-saham-sugih-energy-oleh-dapen-pertamina-harus-diaudit/
Sebelumnya, pada Oktober 2015, Sugih Energy akhirnya sepakat untuk melepas kepemilikan saham sebesar 8,1 persen kepada Dapen Pertamina dengan nilai pembelian hampir Rp 700 miliar.
Saat ini komposisi saham Sugih Energy terdiri atas, Goldenhill Energy Fund 11,52 persen, Dana Pensiun Pertamina 8,1 persen, Credit Suisse AG SG 6,43 persen, Investures Capital Pte Ltd 6,06 persen, PT Asabri (Persero) 5,77 persen, dan saham publik 62,12 persen.
Heri
Comments 2