Eksplorasi.id – Rumah Gerakan (RG) 98 menentang aksi premanisme yang dilakukan Chappy Hakim selaku presiden direktur (presdir) PT Freeport Indonesia (PTFI) kepada anggota Komisi VII DPR Mukhtar Tompo.
Sekretaris Jenderal RG 98 Sayed Junaidi Rizaldi mengatakan, insiden bentakan dan menunjuk ke dada yang dilakukan Chappy Hakim terhadap Mukhtar Tompo seusai rapat kerja menunjukkan sikap barbar dan penghinaan besar kepada pemerintah dan rakyat Indonesia.
“Tindakan Chappy CHakim telah dengan sengaja menghina rakyat dan negara kita. Kami meminta manajemen Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc selaku induk usaha PTFI untuk meminta maaf kepada Mukhtar Tompo selaku pribadi, kepada institusi DPR, kepada pemerintah Indonesia, dan kepada seluruh rakyat Indonesia,” kata dia di Jakarta, Kamis (9/2).
Penjelasan Sayed, sikap keras ini untuk menegakkan kehormatan Indonesia, mengingat Mukhtar Tompo adalah wakil rakyat yang mendapat mandat resmi berdasarkan konstitusi Indonesia.
Ketua Umum RG 98 Bernard Ali Mumbang Haloho menegaskan, perilaku buruk dan tindakan premanisme Chappy Hakim yang mantan KSAU secara telanjang telah menunjukkan bahwa dia bukan seorang prajurit Sapta Marga sejati.
“Dia (Chappy CHakim) lebih memilih untuk pasang badan membela kehormatan PTFI sebagai perusahan milik asing daripada membela kehormatan negaranya. Kami juga meminta manajemen Freeport-McMoRan untuk memecat Chappy Hakim secara tidak hormat sebagai presdir PTFI,” tegas dia.
Bernard menambahkan, RG 98 juga mendesak Polri untuk menyelidiki tindakan kekerasan yang masuk kepada unsur pidana.
“Kami juga mendesak Presiden Joko Widodo untuk menghentikan sementara seluruh perjanjian dan kesepakatan dengan PTFI hingga batas waktu yang belum ditentukan,” ujar dia.
Seperti diketahui, insiden memalukan terjadi di ruang rapat Komisi VII DPR, Senayan, Jakarta. Kala itu tengah digelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi VII DPR bersama 12 perusahaan tambang yang digelar tertutup.
Mukhtar Tompo selaku anggota Komisi VII DPR mengaku dibentak oleh Chappy Hakim. Insiden itu terjadi sekitar pukul 15.10 WIB, setelah RDPU itu digelar. “Saat rapat ditutup, ketok palu, saya mau jabat tangan, langsung dia (Chappy Hakim) tampik,” kata Mukhtar.
Dia menambahkan, Chappy membentak dirinya sambil menunjuk dadanya dengan keras. “Ditunjuk di dada. Dia bilang kau jangan macam-macam. Mana yang kau bilang tidak konsisten. Saya ini orang konsisten,” ungkap Mukhtar.
Keterangan Mukhtar, dalam rapat tertutup itu dia sempat mengkritik inkonsistensi terkait pembangunan smelter yang dilakukan PTFI. Manajemen PTFI mengaku bahwa pembangunan smelter sudah 50 persen sementara PT Gresik menyebut baru terbangun satu persen.
“Saya menyarankan ke PTFI dalam menjawab kiranya bisa konsisten. PTFI diharuskan membangun smelter karena amanat UU Minerba. Jawaban Chappy selalu sama setiap kali rapat. Bagi saya itu jawaban politis dan sandiwara,” jelas dia.
Reporter : Samsul