Eksplorasi.id – Sebagai perusahaan energi milik negara, PT Pertamina (Persero) harus mampu memasok dan memenuhi kebutuhan energi secara nasional. Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, perseroan memiliki tujuh pabrik atau fasilitas industri yang pengolahan minyak mentah atau yang lebih akrab dengan sebutan kilang (refinery).
Dari jumlah tersebut, yang merupakan orang dalam Pertamina namun tak mau disebutkan identitasnya, yang masih difungsikan untuk kegiatan produksi berjumlah lima kilang. Dari lima kilang tersebut, Metrotvnews.com berkesempatan untuk mengintip satu di antaranya yakni refinery unit (RU) V yang terletak di Balikpapan, Kalimantan Timur, yang dikenal sebagai kota minyak di mana pengeboran minyak pertama kali dilakukan di Sumur Mathilda tepatnya 10 Februari 1897, yang kini ditandai sebagai hari jadinya kota Balikpapan.
Sejarahnya, RU V merupakan gabungan dari Kilang Balikpapan II yang dibangun sejak 1980 dan Kilang Balikpapan I yang melakukan upgrading pada 1995. Kilang ini secara keseluruhan memiliki luas area mencapai 283,56 hektare (ha). Jika diamati, area kilang Balikpapan milik perusahaan yang saat ini dinahkodai oleh Dwi Soetjipto ini membentang luas sepanjang perjalanan di Balikpapan, karena hampir mendominasi kota tersebut.
RU V Balikpapan merupakan kilang terbesar kedua milik Pertamina yang mana terbesar pertama adalah RU V yang terletak di Cilacap, Jawa Tengah. Kapasitas kilang RU V 260MBSD (260 ribu barel per hari) yang dihasilkan dari Kilang Balikpapan 1 dan 2. Hasil produksi dari kilang ini berupa Bahan Bakar Minyak (BBM), NBBM. (Premium, Pertamax, Avtur, Kerosene, Pertadex, LPG, Smooth Fluid 05, LAWS 05) yang memang menjadi bahan baku dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam kegiatan industri.
Jumlah tersebut akan ditingkatkan dengan target menjadi 360MBSD melalui program Refinery Development Master Plan (RDMP) bernilai USD5 miliar yang mentransformasi kilang Pertamina meliputi empat aspek crude flexibility, profitability, energy security, dan product quality. Sementara untuk keseluruhan kilang yang dimiliki Pertamina kapasitasnya yakni 1.051,7 MBSD.
Usut punya usut, kilang tersebut memegang peranan strategis sebagai penyedia kebutuhan energi masyarakat di area Kalimantan dan sebagian wilayah timur Indonesia, atau 2/3 dari kawasan NKRI seperti Pangkalan Bun, Sampit, Pulang Pisau, Kendari, Bau, Gorontalo, Benoa, Biak, dan Ambon.
Adapun 26 persen dari produksi BBM Pertamina seluruhnya yakni 700-800 ribu barel per hari, dihasilkan dari RU V Balikpapan sebagai salah satu dari 126 Obvitnas di Indonesia. Demi menggerakkan produktivitas di kilang tersebut, data terakhir 31 Maret 2016 mencatat setidaknya ada 1026 karyawan yang dipekerjakan di RU V. Hebatnya lagi, karyawan yang bekerja di sana difasilitasi tempat tinggal oleh perusahaan yang dibangun tak jauh dari kawasan kilang Balikpapan.
RU V Balikpapan memiliki dua unit CDU, yaitu CDU IV di area Balikpapan 2 dan CDU V di area Balikpapan, yakni:
- Pada site visit 14/4 hanya mengunjungi CDU IV di area Balikpapan.
- Berdasarkan rancangannya, unit CDU IV digunakan untuk mengolah campuran minyak mentah (crude) yang berasal dari Handil dan Bekapai. Kapasitas unit ini adalah 200 MBSD. Karena adanya keterbatasan pasokan crude dari Handil dan Bekapai yaitu Handil dan Bekapai. CDU IV juga mengolah crude dari lapangan minyak lainnya baik dari dalam maupun luar negeri. (Karena crude yang diolah di CDU IV berasal dari berbagai sumber, maka hasil olahan CDU IV disebut cocktail crude). CDU IV dirancang untuk mendistilasi minyak bumi menjadi fraksi-fraksi produk yang masing-masing memiliki rentang titik didih yang spesifik.
Eksplorasi | Metrotvnews | Aditya