Eksplorasi.id – Indonesian Petroleum Association (IPA) berharap adanya insentif temporer selama harga minyak rendah. Insentif tersebut terutama untuk memacu investasi eksplorasi dan produksi.
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh IPA Board member, Ronald Gunawan di Jakarta.
Ronald menegaskan, beberapa bentuk insentif yang dapat dilakukan saat ini antara lain, moratorium periode eksplorasi, fleksibilitas transfer komitmen untuk skema bagi hasil, dan fleksibilitas dalam mengganti tipe komitmen eksplorasi.
Dalam lingkungan harga minyak saat ini, perusahaan migas terpaksa mengencangkan ikat pinggang dengan mengurangi investasi. Implikasinya, akan menyebabkan rasio pergantian cadangan (reserve replacement ratio/RRR) menurun. “Sehingga produksi migas Indonesia kedepannya juga akan ikut menurun,” tuturnya.
Menurut Ronald, pada saat ini tingkat RRR Indonesia masih di bawah 50 persen, dan mengakibatkanselisih antara pasokan dan permintaan akan semakin besar. Apalagi, ke depan produksi migas lebih besar dari pengeboran lepas pantai (offshore) yang biaya produksi jauh lebih mahal dibandingkan pengeboran darat (onshore).
Di kesempatan yang sama, Pengamat energi dari Indonesian Resources Studies, Marwan Batubara menambahkan, untuk mendorong investasi di sektor migas diperlukan sejumlah insentif seperti membuat peraturan baru yang mengubah skema bagi hasil dan pajak yang dinamis dan antisipatif.
“Terlebih ketika harga minyak turun, sehingga revisi kebijakan dan peraturan sektor energi harus cepat dilakukan,” tandasnya.
Eksplorasi | Aditya | Antara