Eksplorasi.id – Pemerintah menargetkan gas dari Lapangan Jangkrik, Blok Muara Bakau, di Selat Makassar akan mulai mengalir (onstream) pada akhir Juli 2017.
Saat ini, Eni Muara Bakau BV, operator dari Blok Muara Bakau, sedang menuntaskan pengerjaan kapal Floating Production Offshore (FPO) untuk Lapangan Jangkrik.
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan, FPO tersebut sudah selesai dibangun pada Maret tahun ini dan segera berlayar ke Lapangan Jangkrik. “Gas mulai onstream akhir Juli 2017,” kata dia, Kamis (8/12).
Sekedar informasi, berdasarkan data yang dihimpun Eksplorasi.id, Kontrak Kerja Sama (KKS) Wilayah Kerja Muara Bakau diteken pada 30 Desember 2002. Lapangan Jangkrik ditemukan kemudian pada 2009.
Baca juga :
Lapangan ini berlokasi pada ke dalaman air 450 meter dengan jarak 70 kilometer dari arah timur Balikpapan. Lokasi ini sangat ideal untuk pengembangan proyek gas karena dekat dengan sistem pemipaan Kalimantan Timur dan fasilitas LNG Bontang.
Rencana pengembangan alias Plan of Development (POD) lapangan ini disetujui menteri ESDM pada 29 November 2011. Proyek laut dalam (deep water) ini merupakan salah satu proyek migas terbesar di Indonesia, selain IDD Chevron, Blok Masela, dan kilang gas LNG Tangguh di Papua.
Nilai investasinya ditaksir lebih dari USD 4 miliar atau sekitar Rp 52,7 triliun (kurs Rp 13.169). Rinciannya, untuk Lapangan Jangkrik sebesar USD 2,8 milliar, dan Lapangan Jangkrik North East USD 1,2 miliar.
Reporter : Diaz