Eksplorasi.id – Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja, mengatakan pemerintah sudah menyiapkan sejumlah insentif untuk menggairahkan industri migas.
Diantaranya perpanjangan waktu eksplorasi pada masa-masa sulit dan fleksibilitas transfer eksplorasi.
“Misalnya komitmen ngebor diberikan fleksibilitas jadi analisis data dan sebagainya,” ujar Wiratmaja di acara Indonesian Petroleum Association, di JCC, Jakarta, Kamis (26/5/2016).
Selain itu, ia mengungkapkan ada pula insentif untuk proyek deepwater dan remote area, simplifikasi akses data, dan memberikan kesempatan cost recovery dalam skema production sharing contract (PSC) untuk eksplorasi.
Adapun terkait tax holiday, first trance petroleum (FTP), domestic market obligation (DMO) holiday, dan porsi pemerintah daerah masih dalam pembahasan.
Sementara pajak bumi dan bangunan (PBB) untuk eksplorasi sudah tidak dikenakan dan skema dynamic split sudah diterapkan di Blok Mahakam.
“Lelang supaya atraktif, kalau dulu split fix (tetap) dari pemerintah sekarang peserta lelang bisa menawar,” kata dia.
Presiden Indonesian Petroleum Association (IPA) Christina Verchere, mengatakan reformasi di sektor migas sudah mendesak guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Investor mengharapkan pemerintah dapat memberikan insentif dan lingkungan hukum yang dapat memberikan kepastian untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Dengan pengalaman, keahlian, serta teknologi yang dimiliki oleh 49 anggota dan 133 associate member, IPA menjadi mitra bagi pemerintah dan para pemangku kepentingan utuk berkolaborasi, menyelaraskan dengan realitas-realitas baru, serta bersama-sama mencari solusi yang memberikan manfaat bersama, negara maupun investor.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah lebih menitikberatkan di sektor hilir migas dan telah banyak melakukan upaya menderegulasi sektor tersebut.
“Kami berharap pemerintah tidak mengabaikan sektor hulu dan melakukan deregulasi di sektor ini secara benar,” kata Verchere.
Apalagi Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki industri hulu paling beragam di dunia. Di sini terdapat lebih dari 200 PSC dengan kemampuan dan investasi yang beragam.
“Banyak dari kami yang sudah berhasil dari investasinya di Indonesia,” kata Verchere.
Eksplorasi | Aditya | Antara