Eksplorasi.id – Menteri ESDM Ignasius Jonan berpeluang menggantikan posisi Rini Mariani Soemarno sebagai menteri BUMN. Kabar tersebut muncul ketika isu reshuffle (pergantian) menteri jilid ketiga di pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla ramai berhembus.
Berdasarkan publikasi yang diterbitkan PT Bahana Sekuritas bekerja sama dengan Daiwa Capital Markets yang salinannya diperoleh Eksplorasi.id, Rabu (12/7), jika Jonan menggantikan posisi Rini, diprediksi Rini akan pindah posisi menjadi kepala Kantor Staf Presiden (KSP) menggantikan Teten Masduki atau menjadi menteri Koordinator Bidang Perekonomian menggeser Darmin Nasution.
Sementara posisi Jonan, berdasarkan analisa Bahana dan Daiwa, akan digantikan oleh Archandra Tahar yang kini menjabat sebagai wakil menteri ESDM. Karier Jonan, baik sebagai profesional maupun jabatan publik, terbilang kinclong.
Sebelum duduk sebagai menteri ESDM sejak 14 Oktober 2016, Jonan pernah menjabat sebagai menteri Perhubungan sejak 27 Oktober 2014 hingga di reshuffle pada 27 Juli 2016. Jonan pun pernah menjabat sebagai direktur utama (Dirut) PT Kereta Api Indonesia (Persero) pada 2009-2014.
Pria kelahiran Singapura, 21 Juni 1963 ini menjabat sebagai dirut PT KAI menggantikan Ronny Wahyudi yang menjabat sejak September 2005. Jonan diangkat pada 25 Februari 2009. Jonan terpilih kembali sebagai dirut PT KAI pada 2013.
Jonan merupakan alumnus SMA Katholik St Louis 1 Surabaya. Pada 1982, Jonan melanjutkan pendidikannya pada program studi S-1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga dan lulus pada 1986. Ia juga pernah mengenyam pendidikan di Fletcher School, Universitas Tufts, Amerika Serikat.
Sedangkan Archandra Tahar, sebelumnya dia adalah menteri ESDM pada Kabinet Kerja yang menjabat sejak 27 Juli 2016 hingga 15 Agustus 2016. Dia menggantikan Sudirman Said yang diberhentikan oleh Joko Widodo.
Kemudian, Arcandra resmi diberhentikan sebagai menteri ESDM pada 15 Agustus 2016 menyusul polemik dwikewarganegaraan yang ditujukan kepada dirinya sebagai menteri.
Kondisi itu menjadikan Archandra sebagai menteri dengan masa kerja terpendek dalam sejarah di Indonesia, yakni 20 hari. Pada 14 Oktober 2016, Archandra resmi dilantik menjadi wakil Menteri ESDM mendampingi Ignasius Jonan.
Arcandra menyelesaikan S-1 di Teknik Mesin ITB (masuk 1989) dan kemudian bekerja di Andersen Consulting. Selanjutnya dia mengikuti kuliah S-2 di Texas A&M University, Amerika Serikat hingga selesai.
Arcandra kemudian kembali melanjutkan pendidikan S-3 di Amerika Serikat. Setelah itu, dia menjadi konsultan di berbagai perusahaan internasional.
‘Kuda Hitam’ di BUMN
Di satu sisi, sumber Eksplorasi.id lainnya menyebutkan, selain Jonan yang berpeluang menggeser posisi Rini, nama lain seperti Eko Putro Sandjojo dan Sakti Wahyu Trenggono juga patut diperhitungkan.
“Paling santer, di luar nama Jonan adalah Trenggono. Dia (Trenggono) bisa menjadi ‘kuda hitam’, karena dia sudah ‘berdarah’ pada saat pilpres lalu ketika memenangkan Jokowi-JK menjadi presiden dan wapres,” kata sumber, Kamis (13/7).
Eko Putro Sandjojo saat ini duduk sebagai menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia. Dia duduk sebagai menteri sejak 27 Juli 2016 menggantikan Marwan Jafar rekan satu partainya, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Dia meraih gelar Sarjana Elektro dari University of Kentucky, Lexington pada 1991 dan Master of Business Administration dari Institute Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI), Jakarta pada 1993.
Sejak 2015, Eko Putro menjabat sebagai dirut PT Sierad Produce Tbk setelah sebelumnya menjabat sebagai wakil dirut sejak 2009. Eko pun pernah duduk sebagai komisaris independen di PT Central Proteina Prima Tbk.
Karier pendidikan dan profesional Eko cukup bersinar. Setelah lulus Politeknik Universitas Indonesia (UI), dia lalu melanjutkan studi ke Bachelor Degree University of Kentucky 1991 bidang electrical engineering.
Lulus dari IPMI MBA Jakarta 1993, Eko bekerja di PT Indonesia Farming mulai 1994-1997 sebagai general manager, di mana orang tuanya memiliki lima persen saham.
Pada 1997, dia bergabung dengan PT Sierad Produce Tbk hingga menjadi dirut pada 2005-2006. Kemudian pindah ke Humpuss pada 2007 sebagai dirut.
Sedangkan Sakti Wahyu Trenggono namanya mulai kinclong ketika duduk sebagai advisor di PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. Dia juga merupakan pendiri PT Solusindo Kreasi Pratama (SKP) dan peserta awal industri menara di Indonesia. Trenggono memulai kariernya sebagai analis sistem dan programmer di Federal Motor, anak perusahaan PT Astra International.
Pada 1995, Trenggono pindah ke Induk Koperasi Unit Desa (Inkud) dan duduk sebagai direktur Pengembangan Bisnis. Dia merupakan lulusan Universitas Bina Nusantara jurusan Manajemen Informatika.
Dia kemudian melanjutkan pendidikannya di Sekolah Bisnis dan Manajemen, Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) dengan gelar Master di bidang MBA Technology.
Reporter : Sam