Eksplorasi.id – Perseroan Terbatas Pertamina Marketing Operation Region V Jatim yang mencakup wilayah Bali dan Nusa Tenggara menambah pasokan elpiji ukuran tiga kilogram sebesar 13 persen untuk mengantisipasi peningkatan permintaan pada Ramadhan 2016.
Area Manager Communication dan Relation Heppy Wulansari di Surabaya, Senin mengatakan berdasarkan catatan setiap tahun kebutuhan masyarakat akan produk elpiji tiga kg bersubsidi meningkat pada Ramadhan.
“Oleh karena itu, Pertamina MOR V menyiapkan tambahan hingga 13 persen dari rata-rata penyaluran normal harian di wilayah Jatim, Bali dan Nusa Tenggara,” kata Heppy.
Heppy mengatakan, tambaham ini untuk antisipasi agar masyarakat bisa menjalankan ibadah puasa tanpa kekhawatiran kesulitan mencari produk elpiji.
Ia menjelaskan, untuk wilayah Jatim pasokan rata-rata atau hari biasa sebesar 86.437 metrik ton (MT), sementara Bali sebesar 13.453 MT, Nusa Tenggara 5.523 (MT), dan dengan adanya tambahan pasokan Jatim akan menjadi 97.933 MT, Bali 15.242 MT, dan Nusa Tenggara menjadi 6.257 MT.
“Pertamina siap memberikan pelayanan terbaik pada bulan puasa ini, karena kebutuhan rumah tangga seperti memasak akan tinggi pada awal bulan puasa hingga jelang lebaran dan paska lebaran. Oleh karena itu alokasi elpiji tiga kg sangat perlu ditambah,” katanya.
Heppy mengatakan, selain memastikan penambahan pasokan, Pertamina juga memastikan harga jual elpiji tiga kg bersubsidi di lembaga penyalur resmi Pertamina seperti pangkalan resmi adalah sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang berlaku di wilayah masing-masing.
“Kami pastikan harga jualnya sesuai dengan HET yang ditetapkan, dan hingga kini jumlah pangkalan elpiji Pertamina di wilayah MOR V sebanyak 26.179, sedangkan untuk SPBU yang menjual elpiji sebanyak 586 outlet dan modern outlet sebanyak 781 outlet,” ucapnya.
Untuk itu, apabila masyarakat menemukan kejanggalan atau ketidakseusaian harga dapat melaporkan kepada nomor pusat Pertamina nomor 1500-000.
“Kami harap peran aktif masyarakat dapat melaporkan kepada kami melalui nomer pusat Pertamina jika menemukan harga yang tidak sesuai HET di lembaga penyalur resmi Pertamina,” katanya.
Eksplorasi | Aditya | antara