Eksplorasi.id – Indonesia dipercaya akan memiliki lapangan minyak dan gas bumi (migas) Co2 terbesar di dunia, jika potensi Kepulauan Natuna berhasil dikembangkan.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), IGN Wiratmaja Puja, mengatakan, pengembangan Blok East Natuna memang memiliki tantangan yang sangat besar. Selain investasi yang dibutuhkan cukup besar, keberadaan sumber migasnya pun dinilai sangat rumit karena berlokasi di remote area (terpencil) dan di bawah permukaan yang kompleks.
“Blok East Natuna ini tantangannya sangat besar. Kalau ini kita produksikan, ini akan menjadi lapangan Co2 terbesar di dunia. Di samping lokasinya jauh terpencil, juga kompleksitas subsurfacenya (bawah permukaan),” ungkap Wirat.
Wirat mengaku, sejumlah tantangan perlu dihadapi, termasuk penguasaan teknologi pemisahan antara gas dan Co2 yang relatif murah. Pasalnya yang ada saat ini, teknologinya sangat mahal. Dengan demikian, harga gas yang dijual pun cukup tinggi.
“Upaya pengembangan teknologi pemisahan Co2 agar lebih murah, karena yang ada saat ini cukup mahal. Sehingga harga gasnyanya tinggi sekali kalau kita kembangkan,” ujarnya.
Tantangan lain, kata Wirat, adalah kompleksitas area yang membutuhkan area khusus untuk menginjeksi kembali Co2 ke perut bumi. Menurut Wirat, diperlukan area cekungan untuk menginjeksikan Co2 tersebut.
“Kompleksitas yang lain itu membutuhkan area khusus untuk injeksi. Jadi Co2 yang hasilnya besar ini kita perlu cari cekungan-cekungan untuk diinjekasikan,” ujarnya.
Di samping itu juga, diakui Wirat, perlu adanya proses khusus untuk mengolah gas dari Blok tersebut. Fasilitas pengolahan perlu dibangun secara terapung. Sementara jarak sumber gas yang ada di lepas pantai, sangat jauh jaraknya dengan pulau terdekat. Sehingga dibutuhkan sambungan pipa yang cukup panjang untuk mendistribusikannya.
“Pemrosesan khusus juga kita lakukan. Konstruksinya akan terapung. ini yang membuat mahal. Pulau terdekat jauh sekali jadi, butuh pipa yang menyambungkan,” pungkasnya.
Eksplorasi | Aditya