• EKSPLORASI.ID
  • MONETER.ID
  • BANTEN.CO
Selasa, Oktober 7, 2025
  • Login
EKSPLORASI.ID
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
EKSPLORASI.ID
No Result
View All Result
Home MIGAS

Jokowi Pastikan Blok Masela Berproduksi Delapan Tahun Lagi

by Eksplorasi.id
18 Juli 2019
in MIGAS
0
Ini Dia Kebijakan Ketenagalistrikan di Era Presiden Jokowi

Presiden Jokowi (tengah) dan Menteri ESDM Ignasius Jonan (kiri) serta Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar (kanan). | Foto: Istimewa.

0
SHARES
61
VIEWS
Share on WhatsappShare on Facebook
Presiden Jokowi (tengah) dan Menteri ESDM Ignasius Jonan (kiri) serta Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar (kanan). | Foto: Istimewa.

Eksplorasi.id – Blok Masela dipastikan akan beroperasi secara komersial pada 2027 atau delapan tahun lagi. Hal itu diungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui akun Instagram-nya, Kamis (18/7).

Jokowi mengatakan, Blok Masela akan memberi kontribusi bagi perekonomian Indonesia. “Sesuai laporan SKK Migas, target produksi Blok Masela akan dimulai pada 2027. Indonesia akan menerima selain porsi besar dari proyek ini, juga dampak gandanya, seperti industri petrokimia yang juga dibangun mengikuti proyek Blok Masela.”

Penjelasan Jokowi, pengembangan proyek Blok Masela telah memeroleh persetujuan pemerintah. “Rencana pengembangan Blok Masela yang termasuk di dalamnya soal kandungan lokal dan penggunaan tenaga kerja asli daerah setempat telah pula disepakati,” ujar dia.

Sebelumnya, Menteri ESDM Igantius Jonan, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, dan direksi dari Inpex telah melapor ke Jokowi soal Blok Masela ke Istana Negara, Selasa (16/7).

Belum lama ini, CEO Inpex Corporation Takayuki Ueda menerangkan, Inpex mengklaim proyek Lapangan Abadi di Blok Masela akan memberikan efek berganda (multiplier effect) bagi Indonesia hingga USD 153 miliar atau setara Rp 2.142 triliun (kurs Rp 14.000) hingga akhir fase produksi pada 2055.

Klaim tersebut berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) dan Universitas Pattimura Ambon (UNPATTI).

Menurut dia, setelah persetujuan revisi rencana pengembangan (plan of development/ PoD), pihaknya akan melangkah ke tahap selanjutnya yakni proses rekayasa awal atau Front End Engineering Design (FEED).

Lalu akan disusul dengan keputusan final investasi atau Final Investment Decision (FID). “FEED-nya akan dimulai pada 2020, biasanya memakan waktu sekitar 2-3 tahun untuk penyelesaian, setelahnya baru kami akan memproses FID, sekitar 3-4 tahun dari sekarang.”

Di satu sisi, imbuh dia, Inpex kini sedang mencari skema pendanaan yang cocok untuk membiayai proyek raksasa ini. Salah satu yang menjadi pertimbangan adalah skema Trustee Borrowing Scheme (TBS).

Dengan dimulainya proyek ini, hitungan yang sudah pasti Indonesia akan menerima sekitar USD 39 miliar dan Inpex sekitar USD 37 miliar. Angka tersebut sudah termasuk 10 persen milik daerah, sehingga Inpex dan Shell hitungannya bisa terima USD 33,3 miliar. Porsi RI tersebut dinilai cukup signifikan.

Reporter: Sam

Tags: Blok MaselaheadlineInpexShell
Eksplorasi.id

Eksplorasi.id

Next Post
Keputusan Akhir Investasi Blok Masela Molor Dua Tahun

Blok Masela Lolos dari Rezim Kontrak 'Gross Split'?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended

Pertamina Rombak Jajaran Komisaris, Ini Daftarnya

Pertamina Rombak Jajaran Komisaris, Ini Daftarnya

1 tahun ago
Kasus Kelebihan Izin Lahan Senilai Rp104 Triliun Dilaporkan ke KPK

Pemprov Sumbar Siapkan Diri Hadapi Gugatan Pemegang IUP

10 tahun ago

Sering Dibaca

  • Menyigi Kedekatan Massa Manik dan Grup Danatama

    Menyigi Kedekatan Massa Manik dan Grup Danatama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Potensi Uranium Indonesia 77 Ribu Ton, Bisa Penuhi Kebutuhan Listrik 40 Tahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berikut Ini Empat Masalah Besar yang Dihadapi Pertamina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Data Lokasi Pengeboran Minyak Ilegal di Banyuasin

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sekuritisasi Aset Rp 10 Triliun, PLN Miliki Utang Jumbo Hingga Rp 407,5 Triliun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

RSS Moneter.id

  • Oona Insurance Indonesia Hadirkan Asuransi Penumpang Bagi Pengguna Taksi Listrik Green SM 7 Oktober 2025
  • JTPE Perkuat Penjualan Melalui Ekspor Paspor 7 Oktober 2025
  • Perkuat Portofolio Sektor Infrastruktur Industri & Logistik, Astra Property Selesaikan Akuisisi MMP 7 Oktober 2025
  • UmrahCash dan VIDA Hadirkan Solusi Aman & Praktis 6 Oktober 2025
  • Ini Inovasi Perfect Corp Ubah Cara Konsumen Temukan Sepatu Idaman secara Online 6 Oktober 2025
  • Pasar Apartemen Jakarta Tetap Stabil di Tengah Perlambatan Musiman 6 Oktober 2025
  • Logitech Perkenalkan Keyboard Mekanis Logitech Alto Keys K98M 6 Oktober 2025
  • GIIAS Hadirkan Informasi dan Inovasi Otomotif Terbaru Bagi Pelajar dan Mahasiswa Lewat Education Day 3 Oktober 2025
  • Resmi Dibuka, Deretan Merek dan Kendaraan Terbaru Ramaikan Pameran GIIAS Bandung 2025 3 Oktober 2025
  • Citi Indonesia Dinobatkan sebagai ‘Best Performance Bank’ di Bisnis Indonesia Financial Awards 2025 2 Oktober 2025
EKSPLORASI.ID

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Navigate Site

  • REDAKSI
  • KETENTUAN LAYANAN
  • PEDOMAN SIBER
  • HUBUNGI KAMI

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In