Eksplorasi.id – Perusahaan energi raksasa asal Amerika Serikat, Chevron, kembali berencana menutup asetnya di Indonesia. Setelah tidak memperpanjang kontrak pengelolaan Blok East Kalimantan yang habis pada 24 Oktober 2018, Chevron berencana akan menjual dua Wilayah Kerja (WK) Panas Bumi (geotermal) di Salak dan Darajat, Jawa Barat.
Sedikitnya sudah ada 14 perusahaan yang mengaku berminat untuk membeli dua WK panas bumi tersebut. Chevron pun, dalam lansiran DetikFinance, sudah meminta izin kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk membuka data dua WK panas bumi tersebut.
Chevron baru akan membuka penawaran resminya pada akhir 2016 ini. Taksirannya, dua WK panas bumi ini bernilai mencapai USD3 miliar atau sekitar Rp39,4 triliun.
Beberapa perusahaan energi raksasa internasional seperti Aboitiz Power Corp asal Filipina, Engie asal Prancis, dan Marubeni Corp asal Jepang sudah membidik penawaran ini.
“Begitu penawarannya sudah jelas, dan kita mempelajarinya dengan seksama, kemungkinan besar kita akan ikut berpartisipasi”, kata Presiden Direktur Aboitiz Power, Antonio Moraza, dalam laporan Reuters.
Selain asing, perusahaan lokal seperti Medco Power Indoesia juga menyatakan berminat membeli aset-aset Chevron itu. Alasannya, aset-aset geotermal milik Chevron sudah terbukti menghasilkan.
Presiden Direktur Medco, Fazil Erwin Alfitri, bahkan menyebut prospek bisnis geotermal masih akan bagus ke depannya. Biaya produksi geotermal jauh lebih murah ketimbang bahan bakar fosil, selain itu geotermal juga sumber energi yang ramah lingkungan. Hanya saja risikonya hampir mirip dengan bisnis minyak dan gas bumi.
Selain memangkas jumlah karyawan, Chevron memang tengah mempertimbangkan menjual aset-asetnya di Asia, termasuk Indonesia dan Filipina. Chevron tengah berusaha mengembalikan keuntungan perusahaan akibat jatuhnya harga minyak mentah dunia.
Chevron tercatat sebagai perusahaan penghasil panas bumi terbesar di dunia. Wilayah geotermal terbesar yang dimiliki Chevron mencakup Indonesia, Amerika Serikat, dan Filipina.
DI Indonesia, Chevron memiliki wilayah produksi geotermal dengan kapasitas 377 megawatt di Salak, dan 260 megawatt di Darajat.
Sebenarnya Chevron pernah memiliki dua WK lain yakni WK Gunung Ciremai dan WK Suoh Sekincau. Namun keduanya dikembalikan kepada pemerintah, karena wilayah yang digarapnya berstatus hutan konservasi.
Potensi panas bumi di Indonesia sendiri mencapai 28 Giga Watt (GW). Namun memang hingga saat ini kapasitas terpasang panas bumi yang baru terpakai sekitar 1.343 megawatt (MW) atau masih jauh dari harapan.
Eksplorasi | Aditya