Eksplorasi.id – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur terus mengarahkan jajaran untuk menumbuhkembangkan sumber daya alam baru dan terbarukan, sehingga tidak selalu tergantung pada pertambangan yang berhubungan dengan perkembangan ekonomi global.
“Selama ini Kaltim masih mengandalkan sumber daya alam tidak dapat diperbarui seperti migas dan batu bara, sedangkan harga dua komoditas ini melemah di tingkat global sehingga Kaltim juga terkena dampaknya,” ujar Asisten Pemerintah Umum Setprov Kaltim Meiliana di Samarinda, Rabu.
Terkait hal itu, ia meminta semua pihak harus beralih membuka berbagai usaha dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru, terutama memanfaatkan SDA yang sifatnya dapat diperbarui, antara lain sektor agrobisnis dan pariwisata.
Sektor lain yang juga mendapat perhatian serius Pemprov Kaltim adalah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang mengolah aneka produk pertanian dalam arti luas. Masing-masing pihak juga harus mendorong peran maupun perkembangan koperasi.
Menurut Meiliana, sisi penanaman modal, UMKM, dan koperasi peluangnya masih terbuka di Kaltim, karena daerah ini memiliki SDA besar seperti pertanian, peternakan, perkebunan, maupun hasil hutan.
“Sektor agrobisnis perkebunan, peternakan, perikanan, kelautan, perdagangan, dan jasa pariwisata harus dipacu pertumbuhannya. Apabila lapangan kerja di sektor tersebut terbuka, diharapkan mampu mengurangi tingkat pengangguran dan jumlah penduduk miskin,” tambahnya.
Ia melanjutkan peningkatan kinerja UMKM dan koperasi akan dapat mencetak jumlah wirausahawan baru, khususnya wirausaha muda yang penuh semangat berkembang dan usaha inovatif, andal, serta berkualitas sehingga mampu bersaing di era global.
“Kita perlu bekerja keras dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kaltim yang masih tergolong rendah karena terkoreksi minus 0,85 persen,” katanya.
Menurut Meiliana, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kaltim pada 2015 sebesar Rp564,7 triliun berdasarkan harga berlaku atau mengalami penurunan ketimbang PDRB 2014 sebesar Rp579,01 triliun.
Di sisi lain, PDRB Kaltim terbentuk justru banyak dari sektor migas dan batu bara yang merupakan komoditas tidak dapat diperbarui, sehingga ke depan pendapatan ekonomi Kaltim harus dibalik menjadi lebih banyak dari sektor yang dapat diperbarui.
“Jumlah penduduk miskin Kaltim pada Maret 2015 tercatat 212.890 orang, pada September turun menjadi 209.990, berarti dalam enam bulan turun 0,13 persen. Untuk tidak menambah jumlah warga miskin, maka ekonomi Kaltim harus dibangkitkan ke SDA terbarukan dan semua harus berinovasi,” kata Meilina.
Eksplorasi | Liputan6 | Aditya