• EKSPLORASI.ID
  • MONETER.ID
  • BANTEN.CO
Minggu, Juni 1, 2025
  • Login
EKSPLORASI.ID
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
EKSPLORASI.ID
No Result
View All Result
Home MINYAK

Kapal Pemasok Solar Bercampur Air Laut ke Pertamina Milik Wilmar Group?

by Eksplorasi.id
18 November 2016
in MINYAK
0
Kapal Pemasok Solar Bercampur Air Laut ke Pertamina Milik Wilmar Group?

Ilustrasi solar. | Foto : Liputan6.com.

0
SHARES
559
VIEWS
Share on WhatsappShare on Facebook

Eksplorasi.id – PT Pertamina (Persero) hingga kini belum membuka secara transparan soal kasus bercampurnya biosolar dan Fame (Fatty acid methyl esters) dengan air laut.

Ilustrasi solar | Foto : Liputan6.com
Ilustrasi solar | Foto : Liputan6.com

Pihak Pertamina melalui juru bicaranya, Wianda Pusponegoro, hanya memberi penjelasan singkat bahwa saat ini kasus tersebut ditangani oleh pihak kepolisian.

“Soal biosolar kami tunggu hasil penyelidikan polisi. Termasuk itu indikasi awal di Fame bukan pada solarnya,” kata dia kepada Eksplorasi.id melalui pesan WhatsApp Messenger, Kamis (17/11).

Wianda Pusponegoro | Foto : Istimewa
Wianda Pusponegoro | Foto : Istimewa

Wianda juga pernah berkomentar, berdasarkan investigasi yang dilakukan pihak Pertamina, telah ditemukan bahwa sumber kontaminasi air berasal dari kapal transporter saat mengangkut Fame.

Namun, ketika ditanya nama kapal transporter yang mengangkut Fame tersebut, Wianda enggan menjawab.

“Soal nama silahkan konfirmasi pada kepolisian. Saya tidak berwenang beri nama-nama pihak lain yang dalam proses pemeriksaan polisi,” elak dia.

Diminta pendapatnya, Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman mengatakan, adanya kebocoran itu menandakan pihak Pertamina telah berlaku ceroboh.

“Saya mencurigai praktik keliru ini sudah lazim dilakukan antara pemasok dengan oknum-oknum Pertamina, tentu tujuannya diduga  untuk  meraih keuntungan besar dan dapat dibagi bagi oleh oknum-oknumnya,” kata dia.

Yusri juga meminta Wianda berbicara jujur dan tidak menyembunyikan fakta yang terjadi dan sangat merugikan konsumen biosolar. Berdasarkan informasi yang diperoleh, lanjut dia, kapal yang mengangkut biosolar tersebut merupakan milik dari PT Wilmar Nabati Indonesia.

“Nama kapalnya Seroja V. Kapasitas kapal itu bisa mengangkut Fame hingga 7.000 kiloliter (kl), tetapi hanya mengangkut 5.000 kl, sehingga  ada ruang kosong sebanyak 2.000 kl yang diduga dicampur denagn air laut. Kapal tersebut di sewa langsung oleh Pertamina melalui Direktorat Pemasaran dan Niaga kepada ship owner-nya Wilmar yang ada di Medan,” ungkap Yusri.

Penelisikan Eksplorasi.id, Kapal Seroja V merupakan kapal jenis tank barge dengan bobot mencapai 2.280 ton. Kapal itu dibuat pada 2012 dan berbendera Indonesia dengan home port di Batam.

Yusri Usman | Foto : Istimewa
Yusri Usman | Foto : Istimewa

 

Yusri Usman berkomentar, kejadian bercampurnya solar dengan air laut jelas sangat merugikan konsumen.

Dia menambahkan, sebagai bahan baku biodiesel yang dicampur dengan solar original dengan komposisi Fame 20 persen dan solar 80 persen semestinya Pertamina melakukan sejumlah hal.

Pertama, muatan kapal sebelum membongkar di Tanjung Priok, Jakarta yang selanjutnya dikirim ke depo TBBM Plumpang, semestinya dilakukan terlebih dahulu pemeriksaan kualitas, baik jumlah dan komposisi serta keaslian barang.

Kedua, setelah semua proses dilakukan baru dilakukan batching, pencampuran antara Fame dengan solar. Ketiga, sebelum didistribusikan ke SPBU melalui armada truk tangki, pemeriksaan kualitas harus kembali dilakukan.

Keempat, lazimnya di SPBU, sebelum dijual kepada konsumen, biosolar itu harus diperiksa spesifkasinya apakah sesuai dengan standar yang baku di Pertamina.

“Faktanya, semuanya langkah tersebut di atas  di by pass alias tidak ada pengontrolan apapun, dan setelah dicampur langsung  didistribusikan. Ini terbukti biosolar tersebut tercampur air,” tegas dia.

Di satu sisi, lanjut Yusri Usman, adanya kecerobohan solar bercampur air laut bisa menjadi pintu masuk untuk membersihkan praktik korupsi di Pertamina seperti yang dilontarkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani kepada KPK.

“KPK harus aktif memantau proses penyidikan yang sedang dilakukan oleh Polri, dan bahkan bila dianggap perlu untuk mengambil alih proses penyidikannya,” jelas dia.

Wilmar Group
Berdasarkan penelusuran Eksplorasi.id, PT Wilmar Nabati Indonesia berlokasi di Gresik, Jawa Timur. Wilmar Nabati masuk ke dalam unit bisnis Wilmar Group, sebuah kelompok perusahaan perkebunan kelapa sawit terkemuka di Indonesia bahkan di dunia.

Martua Sitorus | Foto : Wikipedia
Martua Sitorus | Foto : Wikipedia

Kelompok ini diperkirakan memiliki lahan kelapa sawit lebih dari setengah juta hektar diseluruh dunia, terutama di Indonesia. Di Tanah Air lahanya tersebar di Sumatera, Kalimantan dan Papua.

Wilmar Grup yang berbasis di Singapura didirikan dan dikendalikan oleh Martua Sitorus yang merupakan hasil aliansi antara KPN Grup dan Kuok Grup dari Singapura, dengan mendirikan Wilmar International Limited-Singapura, sebuah perusahaan yang sangat terkemuka yang juga memiliki saham di Wilmar International Ltd.

Untuk mengendalikan Wilmar, Martua Sitorus menggandeng rekan bisnisnya Kuok Khoon Hong, seorang pengusaha terkenal dan disegani asal Malaysia. Keduanya adalah pemilik dan pengendali saham Wilmar Holding Pte Ltd (perusahaan induk Wilmar International Ltd). Kuok Khoon Hong duduk sebagai chairman & CEO, sedangkan Martua Sitorus sebagai chief operating officer (COO).

Reporter : HYN

 

 

 

Tags: Air LaurFameheadlineMartua SitorusPertaminasolarWilmar Group
Eksplorasi.id

Eksplorasi.id

Next Post
Chappy Hakim, Boss Baru Freeport Indonesia

Chappy Hakim, Boss Baru Freeport Indonesia

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended

Keputusan Luhut Copot Widhyawan dan Usulkan Purbaya Jadi Gubernur OPEC Masih Berlaku?

Keputusan Luhut Copot Widhyawan dan Usulkan Purbaya Jadi Gubernur OPEC Masih Berlaku?

9 tahun ago
Harga Minyak Naik Karena Rusia Dukung Pembekuan Produksi

Impor Minyak Satu Juta Barel dari Iran, Kilang Pertamina Hanya Bisa Olah 30 Ribu Barel

8 tahun ago

Sering Dibaca

  • Ini Dia, Sumber Daya Alam Unggulan 11 Negara ASEAN

    Ini Dia, Sumber Daya Alam Unggulan 11 Negara ASEAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PLN Kembangkan Energi Mikro Hidro Di Sumba

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kapal Riset Geomarin 3 Lakukan Survei Gas Biogenik di Bali dan Lombok

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikut Berperan Atas Pembubaran Petral, Totok Nugroho Kini Jabat SVP ISC Pertamina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Potensi Uranium Indonesia 77 Ribu Ton, Bisa Penuhi Kebutuhan Listrik 40 Tahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

RSS Moneter.id

EKSPLORASI.ID

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Navigate Site

  • REDAKSI
  • KETENTUAN LAYANAN
  • PEDOMAN SIBER
  • HUBUNGI KAMI

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In