Eksplorasi.id – Kapal riset Geomarin 3 hingga 19 Mei 2017 akan melakukan survei penelitian gas biogenik di perairan utara Pulau Bali dan Lombok, yang meliputi Cekungan Utara Jawa Timur dan Cekungan Bali.
Gas biogenik di cekungan ini merupakan satu dari tujuh cekungan sedimen yang telah terbukti. Sumur bor Terang-1 memberikan indikasi potensi gas biogenik pada Formasi Mundu, dengan kisaran kedalaman 600 meter hingga 700 meter di bawah permukaan dasar laut.
Berdasarkan hasil kajian Pusat Data dan Teknologi Informasi ESDM, sumur bor SGP-1 terdapat indikasi penyebaran gas biogenik sampai ke bagian Tenggara dari Pulau Kangean.
Penelitian gas biogenik dilaksanakan para peneliti Kelompok Pelaksana Litbang Sumber Daya Migas Kelautan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan.
Dilansir dari situs Kementerian ESDM, Sabtu (29/4), aktifitas akan difokuskan pada identifikasi keberadaan dan penyebaran gas biogenik di sekitar Sumur Terang-1 dan verifikasi kemungkinan penyebaran Formasi Mundu sampai bagian Tenggara P. Kangean di Perairan Utara Bali.
Pemilihan lokasi ini berdasarkan rekomendasi Komite Energi Nasional (KEN) mengenai penelitian gas biogenik di 10 cekungan Indonesia, yakni Cekungan Sibolga, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan, Utara Jawa Barat, Utara Jawa Timur, Barito, Kutai, Tarakan, Sengkang dan Waipoga.
Gas biogenik adalah gas methan (CH4) yang menyebar luas di bawah permukaan tanah dan mudah ditemui di berbagai lokasi.
Pemanfaatan gas biogenik sebagai sumber energi memang masih relatif kecil. Sejumlah wilayah di Indonesia seperti pesisir Muara Kakap dan Madura telah menggunakan gas biogenik sebagai alat penerangan dan memasak, menggunakan teknologi sederhana.
Untuk tujuan komersial memerlukan kajian mendalam terutama dalam menentukan potensi cadangan serta proses pemanfaatannya.
Namun saat ini telah dikembangkan jenis generator khusus yang berbahan bakar methan, sehingga memungkinkan pemanfaatan gas biogenik dapat dikonversi dan dijadikan sebagai sumber energi listrik skala kecil.
Selain generator, telah dikembangkan juga peralatan industri lainnya yang berbahan bakar methan seperti methan boiler dan water heater.
Metode utama yang digunakan dalam penelitian adalah 2D seismik dengan menggunakan 48 channel dengan kapasitas sumber seismik 800-1100 Cu in. Beberapa metode lain juga dipergunakan, seperti metode sub bottom profiling (SBP), geomagnet dan gravity.
Kapal Survei Geomarin 3 berangkat dari Pelabuan Cirebon pada tanggal 26 April 2017 dengan membawa penumpang 55 orang, yang terdiri atas 13 peneliti PPPGL, satu peneliti PPPTMGB ‘LEMIGAS’, satu peneliti Pusat Survei Geologi, satu mahasiswa AGP dan para anak buah kapal dan teknisi.
Pada 19 Mei 2017 kapal Geomarin 3 dijadwalkan merapat di pelabuhan Benoa, Bali untuk monitoring kegiatan serta pengisian BBM dan bahan makanan.
Reporter : Sam