Eksplorasi.id – Direktorat Reskrimsus Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Utara telah mengambil alih dan memeriksa kasus BBM jenis biosolar tercampur air.
Di satu sisi, saat ini manajemen PT Pertamina (Persero) pun telah menyetop distribusi biosolar dari TBBM Plumpang hingga kasus tersebut tuntas diperiksa pihak kepolisian. Kementerian ESDM juga telah melakukan investigasi terhadap masalah itu.
Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, pihaknya telah melakukan pengetesan di sejumlah titik. Penjelasan dia, ada tujuh titik yang sudah dilakukan pengetesan.
Ketujuh titik tersebut adalah, titik satu ada tiga sampel di kompartemen tanker. Titik dua ada satu sampel di cargo pump, titik tiga ada satu sampel di kruncis, dan titik empat ada satu sampel di kruncis.
Kemudian, titik lima ada dua sampel di tangki biodiesel, titik enam ada dua sampel di biodiesel, terakhir titik tujuh di Cilincing.
“Kami belum menemukan bukti BBM bercampur air. Namun, Kementerian ESDM akan mengikuti proses yang sedang berjalan di kepolisian. Kami ambil sampel di bottom, middle, dan top, tapi sementara tidak ada apa-apa,” kata Rida di Jakarta, Jumat (25/11).
Penjelasan Rida, pihaknya akan kembali menyalurkan biosolar ke empat SPBU begitu pihak kepolisian mencabut garis polisi yang saat ini masih ada di lokasi.
“Plumpang diusahakan secepatnya begitu police line sudah dibuka. Ini dalam penyelidikan kepolisian. Kami harus menghormati proses hukum. Tapi kalau police line dicabut Pertamina komitmen salurkan biosolar,” jelas dia.
Sekedar informasi, akibat adanya dugaan biosolar bercampur dengan air, sebanyak 42 mobil mogok setelah mengisi solar di SPBU 34-14203 di Cilincing, Jakarta Utara pada 12 November 2016. Kasus serupa juga terjadi di SPBU 34-16410 di Depok, serta SPBU di Tangerang dan Cibubur.
Reporter : Samsul