Eksplorasi.id – Manajemen PT Pertamina (Persero) diduga mengalami kerugian yang tidak sedikit dalam kasus biosolar campur air laut, akibat diduga adanya kecerobohan pemeriksaan.
Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman mengatakan, dirinya mendengar bahwa biosolar yang tercampur air laut tersebut telah ditarik oleh Pertamina.
“Namun, pertanyaannya kemudian adalah dibawa kemana biosolar tersebut dan dijadikan apa? Menurut Wianda (juru bicara Pertamina), setelah biosolar ditarik Pertamina, sementara SPBU menyalurkan solar murni dari depo Pertamina,” kata dia di Jakarta, Senin (21/11).
Yusri menjelaskan, jika perbandingan biosolar yang merupakan pencampuran antara Fame mengandung air (20 persen) dengan solar original (80 persen), maka diperoleh volume total biosolar bercampur air sekitar 5.000 kiloliter (kl) Fame plus 20 ribu kl solar menjadi 25 ribu kl dikali harga biosolar per liter Rp 5.150.
“Total kerugian khusus biosolar saja sudah mencapai Rp 128,75 miliar. Itu belum termasuk biaya transportasi dari terminal Pertamina di Plumpang ke masing masing SPBU di daerah Jabodetabek. Kenapa dihitung biaya trsnportasi truk BBM, karena biosolar ditarik dari semua SPBU setelah mendapat komplain dari konsumen,” jelas dia.
Yusri menambahkan, belum lagi seandainya ada biaya klaim mobil konsumen yang rusak mesinnya akibat terlanjur mengisi biosolar bercampur air.
“Artinya kasus ini bisa menjadikan pelajaran pahit untuk Pertamina, selain rugi materil, hilangnya kepercayaan masyarakat luas atas semua produk BBM Pertamina. Semua kerugian yang timbul tersebut harus dibebankan semuanya kepada pemasok Fame,” tegas dia.
Reporter : HYN