Eksplorasi.id – Kalangan aktivis rokok mengungkapkan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) industri rokok hanyalah kamuflase perusahaan.
“Kalau mau melakukan CSR bikin kegiatan yang bisa menutupi dampak kerugian lingkungan,” ujar Koordinator Aktivis Pengendalian Tembakau, Jalal, Rabu (23/3).
Dia memberi contoh, keuntungan sebuah perusahaan rokok pada beberapa tahun lalu mencapai Rp 10 triliun, sementara anggaran untuk kegiatan CSR-nya hanya mencapai Rp 60 miliar.
Hal tersebut, dinilai tidak seimbang antara keuntungan dengan upaya menutupi dampak kerugian lingkungan. Selain itu, perusahaan Djarum dengan bakti sosial di luar kegiatan budaya salah satunya menanam sekitar 84.000 pohon.
Eksplorasi | Liputan6 | Aditya