Eksplorasi.id – PT Pertamina (Persero) sebagai BUMN andalan di sektor energi, khususnya migas, terus berusaha mewujudkan ‘mimpi besarnya’, yakni menjadi perusahaan energi kelas dunia.
Berdasarkan dokumen Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2015-2019 yang diperoleh Eksplorasi.id, Pertamina telah menetapkan tema strategi Aggressive Upstream, Profitable Downstream yang diarahkan kepada pencapaian sasaran perusahaan semaksimal mungkin.
Pencapaian sasaran tersebut terbagi menjadi beberapa sektor. Misalnya sektor hulu. Pada sektor ini, perseroan menetapkan sasaran produksi minyak dan gas sebesar 1.039,4 mboepd pada 2019 dengan pertumbuhan produksi minyak dan gas rata-rata Compound Annual Growth Rate (CAGR) dari 2015 ke 2019 sebesar 15 persen dengan tiga strategi utama.
Pertama, meningkatkan cadangan dan produksi migas secara organik melalui kegiatan eksplorasi dan pengembangan, EOR, serta optimasi produksi.
Kedua, meningkatkan cadangan dan produksi migas secara organik dan anorganik melalui akuisisi lapangan produksi, lapangan pengembangan dan lapangan eksplorasi baik domestik maupun luar negeri. Ketiga, mengembangkan proyek investasi yang memberikan keuntungan yang maksimal pada periode lima tahun (2015-2019).
Berikutnya sektor gas dan energi baru dan terbarukan (EBT). Objektif utama dari bisnis gas dan EBT adalah untuk menangkap peluang yang datang dari seluruh mata rantai bisnis gas.
Selain itu, mengembangkan dan mengintegrasikan portofolio bisnis gas Pertamina dari hulu sampai hilir, serta mengembangkan bisnis energi baru dan terbarukan di Indonesia.
Ada empat strategi yang akan dilakukan Pertamina terkait sektor gas dan EBT. Pertama, memperluas sumber pasokan (sourcing dan trading) domestik dan global untuk penguasaan bisnis gas di pasar domestik.
Kedua, mengembangkan sumber energi baru dan terbarukan dengan memanfaatkan insentif pemerintah dan kebijakan yang menguntungkan lainnya.
Ketiga, mengembangkan infrastruktur LNG, LPG, CNG, jaringan pipa gas industri (transmisi dan distribusi) dan jaringan gas kota (city gas), untuk memenuhi kebutuhan gas dan penguasaan pasar domestik.
Keempat, mengembangkan portofolio bisnis hilir secara agresif dan berorientasi bisnis untuk CNG, LNG (industri, pertambangan, transportasi dan maritim), niaga gas dan transmisi dan distribusi gas guna menguasai bisnis gas di sepanjang value chain dan menciptakan nilai tambah bagi pemangku kepentingan.
Selanjutnya sektor hilir yang meliputi pengolahan serta pemasaran dan niaga. Tema strategi bisnis sektor bisnis hilir adalah profitable downstream, yaitu peningkatkan keuntungan melalui peningkatan daya saing, efisiensi serta optimasi operasional kilang terhadap produk yang bernilai jual, melalui tujuh strategi.
Pertama, memenuhi kebutuhan produk hilir domestik dengan supply chain yang kompetitif. Kedua, meningkatkan marjin hilir melalui peningkatan efisiensi operasional dan produk bernilai tinggi.
Ketiga, meningkatkan kapabilitas dan daya saing kilang kelas dunia beserta infrastruktur pendukungnya melalui investasi proyek-proyek strategis dalam kurun waktu lima tahun (2016-2020).
Keempat, fokus pada pelanggan untuk mewujudkan kapabilitas pelayanan kelas dunia terhadap customer. Kelima, operational excellence dan cost leadership.
Keenam, menjalin kemitraan strategis untuk bersinergi dalam menghadapi persaingan. Ketujuh, membangun kapabilitas kelas dunia melalui pembangunan kapabilitas organisasi kelas dunia baik dari sisi aspek fisik (pembangunan infrastruktur), sumber daya manusia maupun kesisteman.
Proses bisnis terus disempurnakan agar mencapai lean operation untuk mendukung para tenaga penjualan sebagai ujung tombak penjualan M&T.
Reporter : Sam