Eksplorasi.id – Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) mengkritisi soal keseriusan Rosneft bermitra dengan PT Pertamina (Persero) untuk membangun kilang minyak di Tuban, Jawa Timur.
“Perlu menjadi catatan, apakah benar Rosneft berani dengan pengembalian minimum investasi (Internal Rate of Return/ IRR) yang di bawah 9 persen? Kalau yang normal, sesuai proyek yang sudah berjalan dipengolahan di bawah 12 persen,” kata Direktur Eksekutif CERI Yusri Usman kepada Eksplorasi.id di Jakarta, Rabu (11/5).
Baca juga:
http://eksplorasi.id/investor-kilang-tuban-saudi-aramco-mundur-karena-tersinggung/
Baca juga:
http://eksplorasi.id/investor-kilang-tuban-rosneft-masuk-aramco-terpental/
Baca juga:
http://eksplorasi.id/pilih-rosneft-dibanding-aramco-direksi-pertamina-bangkang-perintah-jokowi/
Yusri mengatakan, perlu ditelisik lebih jauh alasan alasan Rosneft bermitra dengan Pertamina. “Kok Rosneft berani rugi ya? Jangan-jangan ini hanya pepesan kosong saja. Informasi yang saya peroleh, kenapa Rosneft berani dengan IRR 9 persen karena harga tanah yang dipakai dengan sistem hak guna tanah milik Perhutani. Luasnya mencapai 340 hektare,” ungkap dia.
Dia menambahkan, jika tidak ada kesepakatan tentang tanah dengan Perhutani, bisa dipastikan IRR kilang bisa lebih hancur lagi.
“Info lain, kilang Tuban konon baru beroperasi pada 2022. Sementara kilang yang ada saat ini semakin tua dan loyo. Sehingga semangat untuk menaikkan kapasitas olah BBM di atas 1 juta barel per hari yang digadang Pertamina bisa-bisa hanya mimpi saja,” tegas Yusri.
Heri
Comments 2