Eksplorasi.id – Kompetensi salah seorang direksi PT Pertamina, yakni Toharso yang menjabat sebagai direktur Pengolahan, mulai dipertanyakan berbagai pihak.
Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman mengatakan, selama masa kepemimpinan Toharso yang baru banyak kilang-kilang milik Pertamina yang berjatuhan.
“Khusus Kilang Balikpapan sudah terjadi tiga kali totally black out (TBO) dalam kurun waktu 40 hari kepemimpinan yang bersangkutan. Ini luar biasa efeknya,” kata dia kepada Eksplorasi.id di Jakarta, Senin (16/1).
Yusri menambahkan, selain Kilang Balikpapan, juga terjadi TBO untuk Kilang RU II Dumai dan Kilang RU IV Cilacap. Jika dijumlahkan, lanjut dia, sudah terjadi lima kali TBO kilang-kilang Pertamina dalam kurun waktu 40 hari.
“Ini membuktikan kepemimpinan Toharso tidak kapabel. Sebelum dia menjabat direktur Pengolahan, tidak pernah terjadi TBO dalam kurun dua tahun. Sampai kapan situasi berantakan seperti ini akan dilanjutkan? Pemerintah sebagai pemegang saham Pertamina harus bertindak tegas dan cepat,” jelas dia
Di satu sisi, lanjut Yusri, dirinya mendengar kabar bahwa selama dipegang Toharso, divisi pengolahan Pertamina terjadi krisis kepemimpinan dan kepercayaan seluruh pekerja kilang hilang. Ini berakibat banyak kilang Pertamina berjatuhan.
Khusus kejadian Kilang Balikpapan, imbuh Yusri, dirinya memeroleh kabar bahwa komponen main steam hader 17 barr pecah, sehingga pasokan steam ke power generator turbin terputus dan membuat pasokan energi listrik hilang.
“Akibatnya seluruh kilang TBO. Seluruh unit operasi kilang emergency shut down. Paling cepat 8-10 hari baru kilang-kilang tersebut akan beroperasi pada kapasitas normalnya,” ujar dia.
Penjelasan Yusri, adapun efek seketika dari TBO adalah api flare sangat besar karena seluruh gas dan uap hidrokarbon dari semua unit proses yang ada menuju flare dengan tekanan tinggi.
Yusri menegaskan, akibat peristiwa itu patut diduga ada prosedur yang dilanggar. “Pemerintah Cq Kementerian ESDM dan BPH Migas mesti membentuk tim untuk mengusut tuntas adanya potensi kesalahan tata kelola di kilang. Kalau kilang rusak terus maka volume impor BBM semakin meningkat terus. Atau memang diduga ada unsur kesengajaan agar impor BBM makin membesar?” katanya.
Reporter : HYN
Parah sekali, Format organisasi baru, direktur baru, wakil Dirut baru. Patut dipertanyakan kredibilitas dan kompetensinya. Seharusnya direksi BUMN diperiksa integritas nya agar kasus “kesengajaan total black out Seperti ini tidak terjadi lagi”. Ada apa ini?