Eksplorasi.id – Direktur Eksekutif Center of Energy and Resouces Indonesia (CERI) Yusri Usman mengungkapkan, pernyataan Menteri ESDM Sudirman Said dan Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi terkait ‘ancaman’ perampingan karyawan Inpex Masela Ltd dan Shell Upstream Overseas Services Ltd karena molornya keputusan rencana pengembangan (plan of development/PoD) Blo Masela hanyalah akal-akalan kedua pejabat itu saja.
“Coba dibuka ke publik, saat ini berapa total jumlah karyawan tetap Inpex dan Shell yang ada di Blok Masela? Saya yakin tidak banyak, tidak mungkin lebih dari 200 orang, karena proyeknya belum berjalan,” ungkap Yusri kepada Eksplorasi.id di Jakarta, Jumat (18/3) malam.
Dia menambahkan, ancaman yang dilontarkan dua perusahaan asing tersebut dan langsung disambut oleh Sudirman dan Amien, diduga dijadikan alat untuk menjustifikasi bahwa terjadinya pemutusan hubungan kerja akibat molornya proyek Blok Masela, karena pernyataan dari Menko Bidang Maritim Rizal Ramli yang kukuh menginginkan pengembangan dengan skema di darat.
“Ini ada upaya untuk mendongkel Rizal Ramli dengan wacana soal perampingan karyawan, sebab ini soal PHK sangat sensitif. Kenapa Sudirman dan Amien sangat peduli terhadap karyawan Inpex dan Shell? Ketika banyak perusahaan migas lokal yang juga melakukan perampingan karyawan, mana kepedulian mereka? Sekali lagi saya tegaskan ini cuma akal-akalan saja,” tegas Yusri.
Menurut Yusri, pengerjaan proyek blok migas bisa sangat membutuhkan banyak karyawan ketika proyek itu telah memasuki masa konstruksi, itu pun lebih banyak menggunakan tenaga karyawan subkontraktor, bukan perusahaan migas itu sendiri.
Dia menambahkan, ada beberapa perusahaan migas lokal yang telah melakukan perampingan karyawan hingga ratusan orang, namun kedua pejabat itu berlaku biasa saja seakan-akan tidak terjadi persoalan.
“Belum lagi perusahaan di sektor pertambangan yang telah mengurangi karyawannya. Apa pernah Sudirman Said membelanya sedemikian rupa sama seperti ketika dia membela Inpex dan Shell? Tingkah laku kedua pejabat seperti ini sudah tidak bisa didiamkan, Presiden Jokowi mesti segera memecat Sudirman dan Amien,” ujar Yusri.
Sebelumnya, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan, jadwal keputusan akhir investasi atau final investment decision (FID) proyek Blok Masela bakal mundur dua tahun, yang sebelumnya direncanakan pada 2018 akan mundur menjadi akhir 2020.
Amien menambahkan, Inpex Indonesia juga telah menginformasikan akan melakukan downsizing hingga 40 persen dari total personil di Indonesia. “Kami khawatir hal ini akan dapat menimbulkan lay off,” ujarnya.
Demikian pula, Shell telah meminta insinyurnya di Belanda, Kuala Lumpur, dan Jakarta yang semula beekerja untuk proyek Masela segera mencari pekerjaan baru di lingkungan Shell global lainnya.
Senada dengan Amien, Sudirman Said pun berkomentar, “Mereka memiliki ratusan karyawan yang disiapkan mempercepat ini. Sehingga saya kira masuk akal kalau kemudian sudah berbulan-bulan tidak ada pekerjaan yang cukup jadi mereka memutuskan mengurangi penyesuaian seperti itu,” ujar dia.
Eksplorasi | Her