Eksplorasi.id – Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengklaim bahwa industri hulu migas sepanjang 2016 telah berhasil menekan laju penurunan produksi minyak.
Dia berkomentar, jika di tahun-tahun sebelumnya produksi minyak nasional selalu menurun, maka untuk pertama kali sejak 2008, produksi minyak rata-rata harian naik dari 786 ribu barel per hari (bph) pada tahun lalu menjadi 834 ribu bph per Juli 2016, atau naik sebesar 6,2 persen.
“Peningkatan produksi terutama berasal dari Lapangan Banyu Urip yang telah berproduksi dengan skala penuh, proyek-proyek lain yang telah mulai berproduksi (onstream), dan beberapa Kontraktor KKS yang capaian produksinya melampaui target yang ditetapkan dalam Work Program and Budget (WP&B) 2016,” ujar dia saat menjadi pembina upacara peringatan Hari Ulang Tahun Ke-71 Kemerdekaan Republik Indonesia di Jakarta, Rabu (17/8).
Amien menambahkan, pihaknya berharap target lifting yang ditetapkan dalam APBN-P dapat dicapai pada akhir tahun nanti. Dia mengatakan, industri hulu migas dalam dua tahun terakhir menghadapi tantangan berat sebagai akibat turunnya harga minyak dunia. Meskipun demikian, industri ini tetap berhasil membuat beberapa capaian signifikan.
“Minat untuk berinvestasi di Indonesia masih terlihat, antara lain adalah adanya komitmen investasi untuk pengembangan Train 3 di Kilang LNG Tangguh, Papua Barat, dengan nilai investasi mencapai USD 8 miliar,” jelas dia.
Kemudin, lanjut Amien, upaya peningkatan cadangan juga terus digiatkan. Sejak awal tahun sampai Juli 2016, terdapat 21 Plan of Development (POD) dan Plan of Further Development (PoFD) yang telah disetujui. Apabila seluruh POD/POFD dapat direalisasikan sesuai rencana, maka diharapkan dapat menambah cadangan migas sebesar 171 juta barrel oil equivalent (BOE).
“Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para pelaku usaha migas yang secara konsisten tetap menjaga kinerja industri hulu migas nasional,” katanya.
Eksplorasi | Ponco S